Mohon tunggu...
Devy Arysandi
Devy Arysandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Remahan Rakyat

Masih memanusiakan manusia dengan cara manusia hidup sebagai manusia yang diciptakan Tuhan untuk menjadi manusia sebaik-baiknya manusia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kupanggil Saja Rindu

9 Mei 2024   18:47 Diperbarui: 9 Mei 2024   18:49 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rindu yang tak bernama

Sepi yang menggema 

Sayang dan cinta yang tak lagi bernyawa

Hanya angan yang pupus berkelana

Air mataku enggan untuk berhenti

Sejenak beristirahat di balik pelupuk mata ini

Namun, lagi-lagi menghujani pipi

Dengan raut yang sedih dan pucat pasi

Apakah tidak akan ada senyum di esok hari?

Apakah mungkin akan tenggelam kembali?

Atau justru mati saat ini

Dan tak ada yang peduli

Semua ini karena rindu

Rindu yang tak dapat lagi terbendung

Terlalu lama bersemayam di balik serat randu

Semakin lama semakin menggunung

Tuhan mungkin mengizinkan rindu ini bersemedi 

Meskipun, akar waktu telah menggerayangi tubuhku

Apakah ini takdir atau suratan illahi?

Karena aku dahulu tak pernah mau mengadu

Jika memang begitu, tolong izinkan satu kali saja

Aku berdiam di antara rembulan yang menunggu

Di dalam keheningan malam yang sepi sendu

Akan kupanggil saja dia rindu, meski tak bernama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun