Menggapai lillah-Nya merupakan kewajiban untukku
Namun, mencintamu juga hasratku yang tertunda
Tersekat pada benteng perbedaan yang mengurung kita
Pada detak jam yang terus bergulir menunggu waktu
Kapan dipersatukan dalam sebuah janji?
Mungkinkah akan bernasib sama dan kandas di ujung penantian?
Atau justru bertahan, meski tergerus lamunan ketidakpastian
Barangkali hanya menjadi angan yang pasi dan mati
Temaram lampu di kota berpias mengelilingi asaku
Yang kugantungkan dalam pelampiasanÂ
Pelarian karena kecewa yang merenggut percayaku
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!