Apa yang saya pikirkan sekarang terkait posisi teknologi dalam pembangunan ternyata telah ditulis oleh seorang intelektual bernama Soedjatmoko dalam tulisannya berjudul "Teknologi, Pembangunan, dan Kebudayaan". Tulisan ini pertama kali Ia tulis di tahun 1972 dan diterbitkan pertama kali oleh LP3ES pada 1984 berjudul "Dimensi Manusia dalam Pembangunan".
***
Teknologi adalah sebuah sarana untuk menyelesaikan persoalan. Dalam konteks Indonesia sbg negara berkembang, teknologi diarahkan pada penciptaan lapangan kerja dalam bidang-bidang industri dan pertanian, dan harus kembangkan teknologi2 "menengah" (intermediate technology) yang sesuai dengan basis sumber-sumber. Konsekuensi dari ini adalah perlunya sistem pendidikan yang mengarah ke sana.
Dalam mewujudkan hal ini, Indonesia tak harus mengisolasi diri namun tetap berinteraksi aktif dengan negara-negara yg dikenal maju dalam bidang teknologi modern. Di sini para teknolog dituntut untuk mampu mengadopsi jenis teknologi yg sesuai dengan visi-misi negara. Artinya disini tidak ikut-ikutan dengan teknolog-teknolog Barat. Ide ini saya sebut sebagai "kemandirian berilmu pengetahuan".
Kemandirian ini akan mendorong kita sebagai sebuah bangsa yg berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dg negara-negara lain. Kita tak sekedar sbg objek negara2 lain (Soedjatmoko menyebutnya sbg konsumen belaka), melainkan mampu memproduksi sesuatu.
Dalam tulisannya, Soedjatmoko tak pernah katakan "Mengejar ketertinggalan negara-negara maju", namun Ia tekankan bahwa teknologi harus dapat menjawab kebutuhan bangsa. Karena Indonesia dianugerahi kekayaan alam didalamnya, maka sederhananya itu semua dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran bangsa Indonesia sendiri.
*) diambil dari status facebook saya tanggal 24 Juli 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H