Mohon tunggu...
Uruqul Nadhif Dzakiy
Uruqul Nadhif Dzakiy Mohon Tunggu... Peneliti -

Saya seorang peneliti di bidang manajemen teknologi dan entrepreneurship, berdomisili di kota Bandung http://www.uruqulnadhif.com/

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Penertiban PKL Dipati Ukur yang Belum Kunjung Terwujud

11 September 2018   19:32 Diperbarui: 12 September 2018   08:13 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekian walikota Bandung berganti namun tetap tidak bisa mengatasi persoalan PKL di Dipati Ukur khususnya daerah di sekitaran kampus Universitas Padjajaran (Unpad), bahkan Ridwan Kamil sekalipun. Pada 2016 silam, Emil (sapaan Ridwan Kamil) menggandeng Unpad untuk mengatasi persoalan ini tapi tetap tidak berhasil.

Keruwetan paling parah saya kira ada di sepanjang Jalan Haur Pancuh. Di sini gerobak terparkir di sisi kanan dan kiri jalan jika siang. Pada malam daerah ini penuh dengan PKL dengan tenda semi permanen (tidak bongkar pasang seperti tepat di depan Gerbang utama Unpad). 

Sangat naif jika saya anti PKL karena biasa sarapan dan makan malam di sana. Satu hal yang menjadi perhatian saya adalah penataan kawasan sini mengapa tidak menjadi perhatian utama. Trotoar di banyak kawasan di kota Bandung di zaman Emil memang diperbaiki namun itu tidak dibarengi dengan penataan PKL yang baik.

Memang di beberapa titik seperti PKL Dayang Sumbi belakang ITB berhasil dipindahkan di lokasi yang lebih layak (Tamansari Food Fest) di kawasan parkir Sabuga, namun harusnya keberhasilan ini diduplikasi di daerah lain yang kompleksitasnya bisa jadi lebih besar. 

Relokasi di Wilayah Monumen

Kawasan Dipati Ukur dikenal lama sebagai daerah yang menyediakan kuliner dengan harga bersahabat. Opsi menunya di sini sangat banyak. Bahkan ada PKL seperti Ayam Goreng Cak Kohar Lamongan, Ayam SPG, dan Bebeke Om Aris banjir pembeli sampai tengah malam.

Ini pertanda bahwa Dipati Ukur adalah salah satu destinasi kuliner utama Bandung. Ini adalah hal yang penting untuk diperhatikan jika relokasi adalah solusi untuk menertibkan para PKL ini. 

Lantas di mana lokasi relokasi yang pas ? Saya kira di kawasan parkir monumen Perjuangan. Di sana dapat dibangun bangunan permanen (dua lantai) untuk PKL yang nantinya akan menjadi seperti  Tamansari Food Fest. Nantinya tempat ini akan menjadi destinasi wisata kuliner. Tempat ini menjadi subtitusi lokasi PKL terkhusus yang ada di Jalan Haurpancuh, depan Gerbang Parkir Monumen, dan depan Gerbang Depan Unpad.

Jika memungkinkan nanti akan diperluas dengan PKL lain di sekitar Jalan Hasanudin, Klinik Unpad, dan Rabbani. Saya kira Pemkot Bandung bisa merekrut konsultan penataan kota yang bereputasi bagus untuk detail relokasi ini. Itu mudah saya kira. Yang sulit hanya kesungguhan untuk merealisasikan ini. Apakah Walikota baru pengganti Emil, Oded M. Danial, bisa mewujudkan ini ? Kita lihat saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun