Free Writing: Mengejar Kebahagiaan dengan Menulis adalah judul buku yang ditulis Hernowo Hasim. Dari judulnya kita sudah bisa menangkap maksud Hernowo menulis buku ini, yakni dengan menulis bebas (free writing) kita bisa meraih kebahagiaan.
Dalam buku yang diterbitkan pertama kali tahun 2017 ini, Hernowo mengubah persepsi pembaca tentang menulis. Dengan free writing, menurutnya, siapa pun akan merasakan menulis itu menyenangkan.
Di buku ini, ada satu pembahasan yang menarik, yang menjadi alasan saya menulis artikel ini, yaitu tentang latihan menulis bebas selama sebulan yang dapat meningkatkan kemampuan menulis siapa saja, bahkan untuk mereka yang tidak bercita-cita menjadi penulis sekalipun.
Sengaja bagian itu saya angkat jadi artikel, karena masih banyak yang merasa ingin menulis tetapi terjebak oleh rasa takut. Takut tulisan tidak sempurna, takut kalau dikritik, atau bahkan takut kalau idenya tidak cukup baik.
Banyak calon penulis berhenti sebelum mereka memulai, terperangkap oleh bayangan yang membebani. Padahal menurut Hernowo Hasim solusinya sederhana: tulis saja!
Konsep free writing yang diperkenalkan Hernowo mengubah cara pandang kita tentang menulis. Ia mengajak kita untuk membebaskan diri dari aturan-aturan ketat, membebaskan pikiran, dan menulis apa pun yang terlintas tanpa khawatir tentang kesempurnaan. Menurut Hernowo, menulis bukanlah soal menghasilkan karya yang langsung hebat, tetapi soal menikmati proses dan menggali diri.
Ketika kita menulis dengan bebas, kita membuka ruang untuk ekspresi jujur dan apa adanya. Tanpa sensor, tanpa penilaian. Tulisan ini bisa menjadi cerminan pikiran terdalam kita, bahkan saat kita sendiri tidak menyadarinya.
Hernowo mengingatkan bahwa kesempurnaan adalah musuh pertama penulis pemula. Jika Anda menunggu ide yang sempurna atau waktu yang tepat, kemungkinan besar Anda tidak akan pernah mulai. Menulis bebas mengajarkan kita untuk berani salah. Ketidaksempurnaan adalah bagian dari proses belajar. Tulisan pertama Anda mungkin berantakan, tetapi justru dari kekacauan itulah keajaiban bisa muncul.
Bayangkan sebuah taman yang subur. Sebelum taman itu indah, seseorang harus berani menggali tanah, menanam benih, dan menghadapi kekacauan awal. Menulis juga demikian. Anda hanya perlu mengambil pena atau membuka laptop, dan mulai mengetik.
Menulis Sebagai Teman Sejati