Kita hidup di era informasi yang berlimpah. Setiap hari, mungkin Anda menerima puluhan, bahkan ratusan pesan---baik dari grup WhatsApp, media sosial seperti Facebook dan Twitter, atau chat pribadi teman Anda. Namun, di tengah derasnya informasi ini, ada sesuatu yang sering kali menyelinap: berita bohong, alias hoaks.
Semudah klik tombol "bagikan," sebuah informasi yang belum tentu benar bisa menyebar luas. Tak jarang, tanpa sadar kita menjadi bagian dari rantai penyebarannya. Lalu, apa akibatnya? Meski Anda mungkin tidak langsung merasakan kerugiannya, di luar sana, bisa jadi ada orang yang hidupnya terguncang karena hoaks yang kita sebar tanpa pikir panjang.
Tapi tahukah Anda, hoaks bukan hanya fenomena zaman digital. Jauh sebelum internet ada, bahkan di masa Rasulullah SAW, berita bohong pernah mengguncang masyarakat Muslim.
Kisah Pertama: Fitnah Terhadap Aisyah
Satu peristiwa yang dikenal sebagai Haditsul Ifki mencatat bagaimana berita bohong hampir menghancurkan kehormatan seorang wanita mulia, Aisyah r.a., istri Rasulullah SAW. Ceritanya bermula saat Aisyah tertinggal rombongan dalam perjalanan pulang dari sebuah peperangan. Ia ditemukan oleh seorang sahabat bernama Shafwan yang kemudian mengantarnya kembali ke Madinah dengan unta.
Sayangnya, pemandangan ini menjadi bahan fitnah bagi kaum munafik. Dengan sengaja, mereka menyebarkan rumor bahwa Aisyah berselingkuh dengan Shafwan. Fitnah ini begitu masif hingga beberapa sahabat, termasuk Misthah bin Utsatsah, turut terpengaruh dan ikut menyebarkannya.
Rasulullah SAWÂ sangat terpukul. Fitnah ini tidak hanya melukai perasaannya, tetapi juga memicu ketegangan di tengah umat Muslim. Bahkan, Sa'ad bin Mu'adz, salah satu sahabat, hampir mengambil langkah ekstrem dengan mengancam kaum Aus yang terlibat dalam penyebaran fitnah.
Namun, di tengah kekacauan itu, wahyu Allah turun, membersihkan nama Aisyah dari segala tuduhan. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga tentang betapa pentingnya berhati-hati dalam menyikapi berita.
Kisah Kedua: Hoaks Pembunuhan Utsman bin Affan
Peristiwa lain terjadi saat Rasulullah SAWÂ dan 1.500 Muslim berniat menunaikan ibadah haji ke Makkah. Orang-orang Quraisy melarang mereka masuk kota, mengira mereka akan menyerang. Rasulullah SAWÂ mengutus Utsman bin Affan untuk menjelaskan maksud kedatangan rombongan Muslim.