Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mencegah Tragedi Parricide: Belajar dari Kasus Tragis MAS di Lebak Bulus

5 Desember 2024   06:30 Diperbarui: 5 Desember 2024   06:30 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TKP dipasang police line, sumber: liputan6

Kasus tragis di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, di mana seorang remaja berusia 14 tahun ditetapkan sebagai tersangka atas pembunuhan ayah dan neneknya, serta melukai ibunya, telah menggemparkan masyarakat. Remaja berinisial MAS ini, yang dikenal sebagai anak pendiam dan pintar, mengaku menyesal atas perbuatannya. Ia bahkan menitipkan pesan untuk ibunya, "Salam buat Mama, aku minta maaf".


Peristiwa ini bukan hanya menyayat hati, tetapi juga memunculkan pertanyaan besar: apa yang memicu tindakan sekejam itu? Lebih penting lagi, bagaimana mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan?


Belajar dari Data dan Fakta


Kasus pembunuhan orang tua (parricide) adalah fenomena langka, hanya mencakup 1,7%-4% dari total kasus pembunuhan di dunia. Namun, kasus ini menggarisbawahi persoalan yang lebih luas: tekanan mental pada remaja dan dinamika keluarga yang tidak sehat.


Data dari WHO menunjukkan bahwa 10-20% anak dan remaja di dunia mengalami masalah kesehatan mental, dan 50% di antaranya bermula sebelum usia 14 tahun.


Menurut para pakar, parricide sering kali berakar dari konflik berkepanjangan dalam keluarga, yang diperparah oleh kurangnya komunikasi efektif dan dukungan emosional.


Pentingnya Perhatian pada Kesehatan Mental


Kasus MAS menunjukkan perlunya perhatian lebih pada kesehatan mental remaja dan pola asuh keluarga. Dukungan psikologis yang memadai dapat membantu mendeteksi dan mengatasi emosi negatif sebelum berkembang menjadi perilaku destruktif. Save the Children menyoroti pentingnya layanan kesehatan mental bagi orang tua untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi anak-anak.


Selain itu, masyarakat perlu menghilangkan stigma terhadap kesehatan mental. Mendapatkan bantuan psikologis bukanlah tanda kelemahan, melainkan langkah bijak untuk menciptakan keluarga yang lebih harmonis.


Apa yang Bisa Kita Lakukan?


Untuk mencegah tragedi seperti ini terulang, langkah-langkah berikut dapat diambil:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun