(Nabi) Yusuf berkata, "Arti dari mimpi baginda adalah bahwa negeri Mesir ini akan mengalami masa subur selama tujuh tahun, tetapi kemudian akan berganti, mengalami kemarau yang panjang, selama tujuh tahun pula."
"Lalu, apa yang harus kulakukan?" tanya Raja.
"Simpanlah hasil gandum kalian di waktu musim subur sebagai bekal untuk bertahan di musim kemarau yang panjang," jawab (Nabi) Yusuf.
Raja mengangguk-angguk mendengar penjelasan (Nabi) Yusuf tersebut. 'Masuk akal,' pikirnya.
Raja kemudian membebaskan (Nabi) Yusuf dan mengangkatnya menjadi bendahara. Karena menurutnya, (Nabi) Yusuf memiliki kompetensi, kapabilitas, serta 'visi dan misi' yang jelas, realistis, dan solutif.
Visi Nabi Yusuf adalah kerajaan akan mengalami masa subur dan kemudian masa kering (paceklik) yang panjang.
Sementara misinya adalah menyimpan sebagian besar hasil panen di masa subur. Nabi Yusuf menjalankan apa yang sekarang disebut 'manajemen logistik'.
Setelah diangkat jadi bendahara, (Nabi) Yusuf merealisasikan misinya menjadi program kerja. Selama tujuh tahun masa subur, hasil panen tidak dikonsumsi semua, tapi sebagian besarnya disimpan di gudang penyimpanan.
Setelah 7 tahun, Mesir pun dilanda kemarau yang sangat panjang. Banyak rakyat kelaparan karena kehabisan gandum. Namun, Raja tidak khawatir karena telah memiliki stok makanan yang cukup banyak. Raja pun membagikan persediaan gandum kepada rakyat, yang datang berbondong-bondong ke Kerajaan.
Kisah di atas dijelaskan di dalam al-Quran surat Yusuf ayat ke-46 sampai 49.
Lalu, apa kaitannya kisah di atas dengan situasi politik Indonesia saat ini, khususnya di sepekan terakhir?