Gen Z sering menjadi sorotan dalam berbagai diskusi, terutama yang berkaitan dengan politik, lebih khusus lagi pemilu atau pilkada.
Gen Z adalah mereka yang lahir antara tahun 1997 dan 2012. Kelompok ini tumbuh di era digital, yang sangat memengaruhi cara mereka berkomunikasi, bekerja, dan berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan politik.
Gen Z, yang saat ini berusia antara 12 hingga 27 tahun, sangat akrab dengan teknologi dan media sosial. Mereka tumbuh dalam dunia yang selalu terhubung, dengan akses informasi yang sangat mudah.
Jumlah Pemilih Gen Z di Pilkada 2024
Pilkada 2024 akan menjadi momen penting bagi Gen Z. Berdasarkan data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), jumlah pemilih dari Gen Z dan milenial diperkirakan mencapai lebih dari 60% dari total pemilih. Angka ini menunjukkan betapa besar peran mereka dalam menentukan hasil pemilu.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), populasi Gen Z di Indonesia mencapai sekitar 27,94% dari total penduduk, sementara milenial sekitar 25,87%. Dengan demikian, kombinasi kedua kelompok ini mencakup lebih dari separuh populasi Indonesia, menjadikan mereka kekuatan politik yang sangat berpengaruh.
Partisipasi Gen Z di Pilkada 2024
Gen Z menunjukkan minat yang tinggi dalam partisipasi politik. Berbagai survei menunjukkan bahwa mereka memiliki kesadaran politik yang tinggi. Seperti survei yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang menunjukkan bahwa lebih dari 70% pemilih muda berencana untuk menggunakan hak pilih mereka pada Pilkada 2024.
Partisipasi aktif ini didorong oleh sejumlah faktor, termasuk akses mudah terhadap informasi politik melalui internet, khususnya media sosial. Gen Z juga cenderung lebih kritis terhadap isu-isu sosial dan politik.
Isu yang Menarik bagi Gen Z