Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Antara Anakku, Anakmu, dan Anak-Anak Kita

26 September 2024   15:40 Diperbarui: 26 September 2024   15:43 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama enam tahun berumah tangga, kami merasa tidak pernah punya masalah yang berat. Kehidupan rumah tangga kami betul-betul terasa indah. Memang beberapa kali kami saling berselisih, tapi cinta kami berdua lebih besar dari masalah yang diperselisihkan itu.

Sampai kemudian, tiga hari yang lalu, terjadi kejadian yang luar biasa. Kejadian yang belum pernah terjadi selama enam tahun kehidupan rumah tangga kami. Bahkan kami pun tidak pernah membayangkan kejadian itu bakal terjadi.

Pagi itu, saat sedang meeting dengan Kepala Cabang, Linda menelepon. Gawaiku yang kusimpan di saku kemejaku bergetar. Mode getar memang aku aktifkan. Bosku paling tidak suka mendengar suara telepon di saat sedang rapat.

Gawaiku terus bergetar, tak kuangkat karena Si Bos sedang berbicara serius. Kuperkirakan gawaiku lima kali bergetar. Entah siapa yang menelepon, tapi kelihatannya penting karena terus-menerus menelepon.

Saat ada jeda, Si Bos sedang membuka-buka berkas dokumen, kulihat siapa yang menelepon tadi. Ternyata Linda, istriku. Seribu tanda tanya memenuhi kepalaku. Tidak biasanya Linda menelepon di jam kerja. Kalau dia menelepon, berarti ada sesuatu yang penting yang harus kuketahui.

[Lin, chat saja! Aku lagi meeting penting, nih] kukirim chat via WA.

Linda tidak membalas chat-ku, malah kembali menelepon.

[Ada apa, sih? Kelihatannya penting banget] chat-ku lagi.

[Angkat teleponnya!] balas Linda.

Setelah diberi izin oleh Si Bos untuk keluar sebentar, aku segera ke toilet. Tempat paling aman untuk menerima telepon pribadi.

"Say, ada apa, sih?" langsung aku tanya Linda saat kembali menelepon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun