Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menabur Kebaikan, Menuai Kebahagiaan

19 Agustus 2024   07:09 Diperbarui: 19 Agustus 2024   07:13 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokpri, drawn by ai

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita seringkali ada dalam kondisi menerima. Apakah itu menerima penghargaan, menerima bantuan, bahkan menerima cinta dari orang lain. Itu memang hal yang lumrah. Namun perlu diketahui, kunci kebahagiaan sebenarnya bukanlah pada seberapa banyak yang kita terima, melainkan pada seberapa banyak yang kita berikan.

Albert Einstein pernah berkata, "Only a life lived for others is a life worthwhile." Sebuah kehidupan yang bermakna bukanlah kehidupan yang dipenuhi oleh penerimaan, melainkan oleh pemberian.

Ketika kita hidup untuk membahagiakan orang lain, kita sebenarnya sedang menabur benih-benih kebahagiaan di tanah hati kita sendiri. Tidak perlu kita memikirkan kapan dan bagaimana benih itu akan tumbuh, karena alam semesta punya caranya sendiri untuk menyuburkan tanah itu. Pada saatnya nanti, kita akan mendapati bahwa kita dikelilingi oleh orang-orang yang, tanpa diminta, hadir untuk membahagiakan kita.

Baca juga: Cermin Kebaikan

Cobalah kita perhatikan, semakin banyak kita memberi, semakin banyak pula yang akan kita terima. Bukan hanya dalam bentuk materi, tapi juga dalam bentuk energi positif, kebahagiaan, dan ketenangan batin. Seperti yang dikatakan oleh Ralph Waldo Emerson, "The only gift is a portion of thyself." Hadiah terbesar yang bisa kita berikan kepada orang lain adalah bagian dari diri kita, dan ketika kita melakukannya dengan tulus ikhlas, kita akan menerima lebih dari yang dapat kita bayangkan.

Namun, inti dari semua ini adalah niat. Niat yang baik akan membawa kita ke tempat yang baik pula. Jika niat kita adalah kebaikan, maka kebaikan akan datang kepada kita dari arah yang tidak terduga. Ini bukan sekadar ajaran spiritual, tapi hukum alam yang sudah terbukti kebenarannya. Dalam teori ekonomi pun dikenal konsep ini, di mana memberi dalam bentuk investasi seringkali menghasilkan return yang jauh lebih besar dari modal awal.

Oleh karena itu, mari kita mulai hari ini dengan niat yang baik. Niat untuk memberi, untuk membahagiakan, dan untuk menanam benih-benih kebaikan. Karena pada akhirnya, kebaikan yang kita tabur tidak hanya akan kembali kepada kita, tetapi juga akan mengubah keadaan kita menjadi lebih baik. Seperti kata Mahatma Gandhi, "The best way to find yourself is to lose yourself in the service of others." 

Mari kita temukan diri kita dalam memberi kepada orang lain, dan lihatlah bagaimana kehidupan kita berubah dengan cara yang tak terbayangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun