Tulisan hari ke-28, 30 hari menulis tentang menjadi pribadi yang bahagia dengan optimis setiap hari.Â
Sebuah kebahagiaan sejati seringkali ditemukan dalam perbuatan baik yang dilakukan untuk orang lain. Ketika kita memilih untuk melibatkan diri dalam aktivitas kebaikan, kita bukan hanya memberikan manfaat bagi mereka yang menerima, tetapi juga memperkaya jiwa dan memperbesar rasa empati kita.
Aktivitas kebaikan bisa berupa apapun, dari memberikan sumbangan kepada yang membutuhkan hingga memberikan waktu dan perhatian kepada orang-orang terdekat. Saat kita memberikan, kita bukan hanya memberikan bantuan material, tetapi juga menawarkan dukungan emosional dan inspirasi bagi orang-orang di sekitar kita.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Mahatma Gandhi, "Kebahagiaan bukanlah sesuatu yang didapatkan dengan mencari keuntungan untuk diri sendiri. Kebahagiaan sejati ditemukan ketika kita memberikan yang terbaik bagi orang lain."Â
Pesan yang sangat dalam dari Mahatma Gandhi ini mengingatkan kita bahwa kebahagiaan yang hakiki tidak bisa dicapai dengan keserakahan atau egoisme, tetapi melalui pemberian dan pengabdian kepada sesama.
Tidak hanya tokoh-tokoh besar seperti Gandhi yang menegaskan pentingnya melakukan kebaikan, tetapi juga ajaran agama mengajarkan hal yang sama. Dalam Al-Quran, Surat Al-Baqarah ayat 267, Allah berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik, dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak akan menerimanya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji."
Dalam hadis riwayat Imam Muslim, Rasulullah Muhammad SAW juga mengajarkan pentingnya melakukan kebaikan, "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain." Pesan ini menjadi tuntunan bagi umat Islam untuk senantiasa berbuat baik dan memberikan manfaat bagi orang lain.
Melibatkan diri dalam aktivitas kebaikan juga membantu kita menjaga keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi. Saat kita fokus pada hal-hal yang lebih besar dari diri kita sendiri, kita menjadi lebih berdaya dan bersemangat dalam menghadapi tantangan sehari-hari. Aktivitas kebaikan dapat menjadi sumber energi positif yang membantu kita melewati masa-masa sulit dalam hidup.
Tidak hanya itu, melibatkan diri dalam aktivitas kebaikan juga membawa dampak positif bagi kesehatan mental dan fisik kita. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh para psikolog, melakukan tindakan kebaikan secara teratur dapat meningkatkan perasaan bahagia dan mengurangi tingkat stres. Hal ini terjadi karena ketika kita melakukan kebaikan, otak kita melepaskan hormon endorfin yang membuat kita merasa bahagia dan puas.
Dalam konteks profesionalisme, melibatkan diri dalam aktivitas kebaikan juga dapat meningkatkan citra dan reputasi kita di mata orang lain. Ketika kita dikenal sebagai seseorang yang peduli dan memperhatikan kebutuhan orang lain, kita akan lebih dihormati dan dihargai dalam lingkungan kerja maupun sosial.