Lalu, apa hubungannya?
Apa yang disindir?
Buku (artikel) yang ditulis Pak SBY tersebut diberi judul: PILPRES 2024 & CAWE CAWE PRESIDEN JOKOWI.
Buku tersebut dirilis di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta, Senin (26/6/2023).
Dalam buku tersebut, Pak SBY mengomentari cawe-cawe yang dilakukan Presiden Jokowi menjelang pemilihan umum atau Pemilu. Tentu saja komentar negatif.Â
Namun, apa yang terjadi sekarang, 8 bulan setelah buku itu beredar?
Pak SBY lupa semua yang ditulisnya. Pak SBY lupa pada cawe cawe Presiden Jokowi. Di mata Pak SBY, Presiden Jokowi bukan lagi orang yang salah.
Tepat sekali kalau ada yang menulis di media sosial sebagai berikut, "Menulis buku itu berat. Apalagi sudah terlanjur dicetak. Dan semakin terasa runyam ketika penulisnya harus tersungkur di hadapan sosok antagonis yang terpampang di sampul bukunya."
Hilang semua kualitas Pak SBY sebagai penulis. Sebagaimana bunyi kalimat terakhir quotes Mark Bowden.
"Jika penulis mengkhianati tulisannya, truk sampah akan menjemput semua karyanya besok pagi."
Bahkan, kabarnya begitu AHY dilantik buku tersebut ditarik. Hmmm ... mungkin ingin menghapus jejak.