Dua pekan lagi pemilihan umum (Pemilu) akan dilaksanakan. Para Caleg pun semakin sibuk, sejak Komisi Pemilihan Umum (KPU) pun, Selasa 28 November 2023, meniup peluit tanda masa kampanye di mulai. Walaupun, sebelum tanggal 28 itu banyak Caleg sudah berkampanye memanfaatkan media sosial.
Media sosial dan media messenger memang sekarang menjadi unggulan sebagai media kampanye. Khususnya kalau ingin menyasar pemilih pemula atau generasi milenial dan gen-z. Jangan salah, mereka di Pemilu nanti jumlahnya cukup banyak.
Menurut data dari KPU, dari jumlah pemilih untuk Pemilu 2024 yang mencapai 204.807.222 pemilih, 33,6%-nya atau sebanyak 66.822.389 orang adalah pemilih milenial. Sedangkan pemilih dari generasi Z (Gen-Z) ada sebanyak 22,85% atau 46.800.161 pemilih.
Generasi milenial adalah sebutan untuk orang yang lahir pada 1980 hingga 1994. Sedang Gen-Z adalah orang yang lahir mulai 1995 hingga 2000-an. Kalau saja diakumulasikan, total pemilih dari dua generasi ini, maka jumlahnya lebih dari 113 juta pemilih, atau sebanyak 56,45% dari total keseluruhan pemilih. Untuk memudahkan, saya menyebut untuk kedua generasi tersebut sebagai generasi milenial saja.
Generasi milenial adalah masyarakat sosial yang melek dan adaptable pada teknologi. Mereka cenderung suka memanfaatkan teknologi untuk mempermudah segala aktivitas, tak terkecuali aktivitas belanja. Fenomena menjamurnya toko online adalah salah satu indikasinya. Selain toko online, forum, media sosial sekarang juga banyak digunakan sebagai selling channel.
Salah satu perilaku generasi milenial yang perlu diperhatikan oleh tim kampanye adalah perilaku 'kepo'. Sehingga mereka sering juga dipanggil 'generasi kepo'. Karena mereka, sebelum memutuskan membeli suatu produk, mereka terlebih dahulu akan mencari informasi melalui internet maupun media sosial. Review tentang produk di internet dan media sosial akan dijadikan rujukan oleh mereka.
Istilah word of mouth (dari mulut ke mulut) akan mengalami perubahan menjadi word of internet atau word of social media. Hasil riset Alvara Reseach Center tahun 2015 menemukan bahwa informasi produk yang paling banyak di cari oleh generasi milenial di internet adalah informasi tentang price (harga), feature product (tentang produk dan kemasannya), kemudian diikuti oleh promotion program (cara promosi) dan customer review (ulasan dari pembeli lain).
Perilaku generasi milenial yang selalu berpatokan pada empat hal tersebut -- price, feature product, promotion program, dan customer review -- harus juga menjadi perhatian para caleg, kalau mereka ingin di'beli' oleh generasi milenial.
Menurut penjelasan Dr. Asep Setiawan, Dosen Magister Ilmu Komunikasi, dalam Lectures Series virtual dengan topik 'Aspirasi dan Partisipasi Milenial dalam Pemilu 2024', hari Selasa 22 Agustus 2023, dalam faktor politik yang menentukan partisipasi kalangan milenial adalah kesadaran akan kredibilitas calon dan relevansi program-program mereka dalam mengatasi isu-isu yang dianggap penting oleh generasi milenial memiliki dampak signifikan terhadap partisipasi politik mereka.
Identifikasi yang jelas serta pandangan politik kandidat yang sejalan dengan keyakinan mereka dapat menjadi pendorong generasi milenial untuk turut serta dalam memilih calon dan partai. Pengkajian mendalam tentang pandangan politik generasi ini dan ketersesuaian dengan pandangan calon politik dapat menjadi dasar bagi strategi kampanye yang lebih relevan.