Selanjutnya menurt DR. Asep, perilaku generasi milenial cenderung menuntut transparansi dan akuntabilitas dalam ranah politik. Mereka memiliki keinginan untuk memahami dengan jelas kebijakan politik, sumber daya yang digunakan, dan integritas calon serta partai politik.
"Ketidaktransparanan atau skandal politik dapat menghambat partisipasi politik mereka. Kesadaran mengenai kualitas transparansi dan akuntabilitas calon dapat memengaruhi tingkat partisipasi generasi milenial." Demikian penjelasan DR. Asep Setiawan.
Perlu diperhatikan juga oleh para caleg, bahwa - dikutip dari Mashable -- generasi milenial tidak tertarik dengan iklan televisi dan media cetak yang hanya dianggap cocok untuk generasi tua. Mereka lebih tertarik pada iklan yang ditayangkan melalui content video di internet maupun dalam bentuk digital marketing lainya.
Perilaku generasi milenial lainnya yang perlu menjadi perhatian adalah daya kritis dan kemampuannya mempengaruhi publik dengan memanfaat media sosial.
Masih ingat, kan, saat seorang milenial mengritik pembangunan infrastruktur di provinsi Lampung? Kritikan yang disampaikan melalui media sosial itu pun menjadi viral, bahkan sampai presiden Jokowi pun harus turun langsung ke lokasi yang dimaksud. Ini menunjukkan perilaku generasi milenial pun tidak abai terhadap politik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H