Pemilu memang masih 6 bulan lagi. Tapi suhu politik sudah memanas. Kalau diibaratkan Pemilu itu film box office yang akan tayang 14 Februari tahun depan, maka peristiwa-peristiwa politik yang terjadi saat ini ibarat trailer yang membuat penyuka film makin penasaran, dan tidak sabar menunggu filmnya tayang.
Satu lagi trailer yang memanaskan suasana baru saja tayang, yaitu trailer versi Rocky Gerung vs Moeldoko.
Berawal dari viralnya potongan video dari orasi Rocky Gerung dalam acara Konsolidasi Akbar Aliansi Aksi Sejuta Buruh bersama Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) di Bekasi pada Sabtu (29/7/2023).
Dalam orasinya tersebut, Rocky Gerung dianggap telah menghina Presiden Jokowi. Awalnya Rocky Gerung menyindir Presiden Jokowi, yang menurutnya pergi ke China untuk menawarkan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Namun dalam orasi tersebut, Rocky menggunakan kata-kata "bajingan" dan "tolol" yang dinilai sebagai hinaan kepada presiden.
Karuan saja orasi Rocky Gerung tersebut memancing kemarahan relawan Jokowi, yang menamakan Barisan Rakyat Jokowi Presiden (Bara JP). Mereka kemudian melaporkan Rocky Gerung ke Bareskrim Polri, Senin (31/7/2023).
Tidak berhenti di situ, hari ini, Kamis (3/8/2023), Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko berbicara. Moeldoko menilai pernyataan pengamat politik Rocky Gerung sudah masuk ke ranah pribadi, sehingga sangat wajar banyak masyarakat yang melaporkannya.
Moeldoko menekankan salah satu tugas KSP adalah menjaga kehormatan Kepala Negara. Untuk itu, kata dia, pihaknya bisa melakukan tindakan tegas sesuai koridor hukum dalam menjaga kehormatan Presiden.
Dalam pidatonya yang disiarkan beberapa stasiun TV, Moeldoko mengatakan, "Jadi jangan coba-coba mengganggu presiden. Saya ingin tegaskan itu, dan nyata-nyata telah membawa situasi yang enggak baik. Seorang intelektual harus betul-betul bisa memberikan suri tauladan kepada anak cucu kita karena akan membawa preseden yang kurang baik ke depan."
Sepertinya trailer versi Rocky Gerung vs Moeldoko ini masih akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan. Kita tunggu saja kelanjutannya.