Tulisan ini masih nyambung dengan artikel yang saya tulis beberapa hari lalu, yang berjudul 'Penetapan Ganjar, Posisi Jokowi, dan Akir Trah Soekarno'. Atau boleh dikatakan artikel ini lanjutan dari artikel tersebut.
Saya menjadikan usia Ibu Megawati - di artikel tersebut - sebagai alasan menulis bahwa Trah Soekarno akan berakhir di PDIP. Sebagaimana kita ketahui usia Bu Mega sekarang sudah melewati 70 tahun, atau tepatnya 76 tahun.
Saat ini beliau menjabat sebagai Ketua Umum setelah dikukuhkan dalam Kongres V PDIP di Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur, Bali, tanggal 8 Agustus 2019. Megawati menjabat Ketua Umum - untuk yang kelima kalinya - untuk periode 2019 - 2024, atau sampai usia beliau 77 tahun.
Periode berikutnya, 2024-2029, apakah ibu Megawati akan dipilih lagi menjadi Ketua Umum?
Masih misteri. Namun, kalau mengingat usia beliau yang suduh uzur, idealnya PDIP memilih Ketua Umum yang baru.
Selain faktor usia, masa jabatan Megawati sebagai Ketua Umum yang sudah lima periode, menurut saya terlalu lama. Sudah saatnya ada alih kekuasaan, terlihat tidak elok untuk sebuah partai politik yang mengusung nama Demokrasi.
Sebagaimana diketahui, Megawati pertama dipilih menjadi Ketua Umum PDIP di tahun 1999. Sejak itu kursi Ketua Umum tidak pernah lepas darinya. Periode 2004-2009, 2009-2014, 2014-2019, dan periode sekarang 2019-2024.
Karena kans Bu Megawati diganti dari posisinya (Ketua Umum) di periode berikutnya sangat besar, karena dua alasan di atas, maka saya menyebut Bu Megawati sangat berani saat menunjuk Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden (Capres), bukan Puan Maharani.
Trah Soekarno Berakhir
Saya menyebut Megawati berani karena mau 'mengorbankan' Puan Maharani, putrinya sendiri jadi Capres. Dan saya sangsi penunjukkan Ganjar itu murni keinginan Bu Mega.