Di setiap momen istimewa kita selalu ingin mengabadikannya, supaya di lain waktu kelak, kita bisa mengenangnya. Baik momen itu berupa bertemu dengan orang/tokoh yang kita idolakan, atau pergi ke tempat yang selama ini kita impikan, ataupun momen saat berkumpul Bersama teman-teman dekat kita. Apalagi sekarang, dengan adanya fasilitas kamera di telepon genggam, pastinya di momen-momen tersebut kita berswafoto (selfie).
Lalu, apa yang dimaksud dengan kenangan Ramadan?
Baik, sebelum menjawab pertanyaan itu, saya ingin menjelaskan bahwa setiap saat kita selalu ingin ada perubahan kea rah yang lebih baik. Mustahil ada orang yang ingin tetap saja kondisinya seperti sekarang, tidak ingin lebih baik. Lebih mustahil lagi kalau ada yang ingin lebih jelek.
Bagi seorang Muslim, kondisi perubahan ke arah lebih baik itu idealnya menjadi hamba yang lebih baik di mata Allah Swt. Dan cara untuk menjadi lebih baik di mata Allah Swt adalah dengan memperbanyak ibadah sunah. Artinya, dari waktu ke waktu ibadah sunah kita bertambah. Karena kalau ibadah yang wajib itu tetap.
Dijelaskan dalam Arbain ke-38 bahwa Allah Swt akan mencintai hamba-Nya yang melaksanakan amalan (ibadah) sunah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'slaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman, 'Barangsiapa yang menyakiti waliku, maka Aku mengumumkan perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang paling Aku cintai selain apa yang Aku wajibkan baginya. Hamba-Ku senantiasa mendekat diri kepada-Ku dengan amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Apabila aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepadaku, pasti aku beri. Jika dia meminta perlindungan kepada-Ku pasti aku lindungi.'" (HR. Bukhari no. 6502)
Jadi, kalau ingin semakin dicintai Allah Swt perbanyak ibadah sunah. Untuk memperbanyak ibadah sunah, kita bisa menambahnya secara bertahap. Misalkan, sebelumnya tidak pernah salat duha, sekarang salat duha cukup dua rakaat. Atau sebelumnya kita baca al-Quran setiap hari hanya 5 halaman, sekarang ditambah jadi 10 halaman. Atau biasanya salat tahajud jarang, sekarang ingin tahajud tiap malam. Dan ibadah-ibadah sunah yang lainnya.
Untuk mewujudkan penambahan ibadah sunah itu, kita bisa memanfaatkan momen bulan Ramadan. Ini yang saya maksudkan dengan kenang-kenangan bulan Ramadan.
Di antara kita mungkin ada yang sudah melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan 30 kali dalam hidupnya. Mungkin ada yang baru 15 kali, bahkan mungkin ada yang sudah 50 kali lebih.
Tetapi pertanyaannya, apakah ibadah puasa yang kita lakukan setiap tahun itu berkesan bagi kita? Â Apakah kita punya kenangan dengan Ramadan-Ramadan yang sudah kita lewati? Â Apakah yang kita kenang dengan Ramadan-Ramadan itu hanya ras haus dan laparnyanya saja? Atau hanya kesan gembiranya saat Idul Fitri?