Kedudukan 1-1. Pertandingan berjalan semakin seru, namun setiap pemain mampu menahan emosinya dengan baik. Walaupun ada insiden-insiden kecil yang mengharuskan wasit mengeluarkan kartu kuning.
Kondisi seri ini bertahan sampai pertandingan usai. Dan harus dilanjutkan dengan extra-time, 2 x 15 menit.
Memasuki lapangan dalam babak tambahan untuk memperebutkan piala paling bergensi sejagad, tentu saja tensi emosi setiap pemain pun bertambah.
Dan puncaknya di menit ke-108. Entah apa penyebabnya, Zidane dan Materazi terlihat adu mulut. Zidane sempat berbalik meninggalkan Materazi, tapi baru beberapa langkah dia berbalik kembali dan menandukkan kepalanya ke dada Marco Materazi yang bertugas sebagi pemain belakang.
Tak ayal, wasit pun mengganjar Zidane dengan kartu merah. Zinedine Zidane harus keluar dari lapangan.
Di pertandingan tambahan tidak ada gol yang tercipta. Hasil pertandingan pun harus dengan adu pinalti. Dalam drama adu pinalti itu, timnas Italia mengalahkan Prancis denga skor 5-3. Italia pun keluar jadi juara Piala Dunia 2006.
Jelas, pasti ada penyebab kenapa Zidane sampai melakukan hal memalukan itu. Dan semua tahu, pencetusnya adalah kalimat yang keluar dari mulut Materazi.
Namun, apa yang diucapkan Materazi sampai memancing emosi Zidane?
Sampai sekarang masih misteri dan meninggalkan kontroversi. Tidak ada yang tahu, kecuali Tuhan, Zidane, dan Materazi sendiri.
Seandainya saja saat itu sudah ada teknologi VAR, dengan puluhan kamera menyorot ke seluruh arena lapangan, maka gerakan bibir Materazi pun bisa terlihat, sehingga apa yang dikatakannya bisa diketahui.
Penggunaan teknologi dalam Piala Dunia memang bisa membantu, walaupun kadang-kadang mengganggu keasyikan menonton.