Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bolehkah Beribadah karena Mengharapkan Surga?

24 Agustus 2022   15:52 Diperbarui: 24 Agustus 2022   15:59 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Surga itu memiliki seratus tingkatan yang Allah persiapkan bagi hamba-Nya yang berjuang di jalan-Nya. Setiap dua tingkatan itu jarak tempuhnya seperti antara langit dan bumi. Ketika kalian meminta, mintalah surga Firdaus, karena ia berada di tengah atau atas surga. Di atas Firdaus terdapat Asry Allah Maha Pengasih. Dari Firdaus juga air sungai-sungai surga mengalir." (HR. Bukhari).

Hadis di atas menjelaskan bahwa kita dibolehkan meminta surga, bahkan untuk surga yang tertinggi, surga Firdaus.

Allah Swt berfirman,

"Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah). Mereka mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya. Sungguh, azab Tuhanmu itu sesuatu yang (harus) ditakuti." (QS. Al-Isra': 57)

Ayat di atas menjelaskan bahwa beribadah dengan motivasi tidak ingin menerima azab Allah adalah boleh. Bahkan di ayat di atas Allah mengancam dengan mengatakan 'Sungguh, azab Tuhanmu itu sesuatu yang (harus) ditakuti'.

#3 Sebagai bentuk syukur kepada Allah Swt

Ini adalah tingkatan yang paling tinggi, seorang Muslim beribadah kepada Allah Swt semata-mata motivasinya hanya sebagai bentuk syukur dia kepadaNya.

Allah Swt berfirman,

"Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah." (QS. Al-Baqarah: 172).

Allah Swt memerintahkan kita untuk mensyukuri berbagai nikmat yang telah diberikanNya. Dan sudah selayaknya pelaksanaan ibadah pun dilandasi motivasi sebagai bentuk syukur kita kepadaNya.

"Rasulullah Saw biasanya jika beliau salat, beliau berdiri sangat lama hingga kakinya mengeras kulitnya. 'Aisyah bertanya, 'Wahai Rasulullah, mengapa engkau sampai demikian? Bukankan dosa-dosamu telah diampuni, baik yang telah lalu maupun yang akan datang? Rasulullah besabda: 'Wahai Aisyah, bukankah semestinya aku menjadi hamba yang bersyukur?'" (HR. Bukhari no. 1130, Muslim no. 2820).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun