Timnas PSSI U-19 menang telak 7-0 lawan Brunei Darussalam.
Walaupun kurang puas, tapi tetap membahagiakan, memberikan optimisme, menambah semangat.
Kurang puas, karena seharusnya bisa lebih dari 7 kali Tim Indonesia melesakkan bola ke gawang lawan. Apalagi melihat aksi mereka di babak pertama, 25 pertama sudah bisa unggul 5 gol.
Memasuki babak kedua, saya semula memprediksi bakal ada tambahan gol minimal 4 gol. Namun, namanya juga pertandingan hasil memang sering tidak sesuai perkiraan. Dan artikel ini bukan untuk membahas hasil pertandingan semalam.
Kemenangan adalah target setiap tim dalam pertandingan. Setiap kemenangan akan disambut sorak-sorai gembira oleh pemain, ofisial, maupun supporter. Terutama kemenangan yang diperoleh di partai puncak kompetisi (partai final) yang mengantarkan sebuah tim menjadi juara 1.
Itu yang saya rasakan saat menemani SSB Parahyangan menjuarai Festival Sepakbola Anak Usia 10-12 Tahun, SSB Satria Muda Cup-III beberapa waktu lalu.
Walaupun tidak ada anak saya di tim SSB Parahyangan, karena anak saya sudah bermain di lapang besar, saya tetap hadir karena sebagai pengurus SSB.
Masih jauh memang perjalanan anak-anak SSB ini untuk menjadi pemain profesional atau masuk Timnas. Namun, optimisme kami, pengurus SSB di daerah, tetap tinggi karena kami memiliki contoh real bagaimana dari binaan SSB daerah bisa menjadi pemain Timnas.
Dimas Juliono Pamungkas, salah satu pemain Timnas yang berlaga tadi malam adalah sosok yang menjadi pemicu semangat anak-anak SSB Tasikmalaya.
Ya, Dimas Julio, pemain bernomor punggung 13 yang main di posisi gelandang, adalah anak daerah, binaan SSB daerah, Tasikmalaya. Kebetulan satu SSB dengan anak saya, bahkan selalu main bareng (satu tim) saat masih bermain di kompetisi usia dini, sehingga saya tahu bagaimana perjalanan Dimas sampai menjadi pemain Timnas.