Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tidak Ada Penulis Hebat

3 Juli 2022   12:10 Diperbarui: 3 Juli 2022   12:12 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi menulis/sumber: grid.id

Asma Nadia. Tahun 90an saya sudah membaca karya-karyanya, bersama karya kakaknya Helvi Tiana Rosa, di majalah tipis Anida. Majalah yang beredar di kalangan tertentu.

Saat itu yang ditulis Asma Nadia adalah cerpen alias cerita pendek. Tapi karena dia terus menulis, terus sampai saat ini, ya sudah dipastikan dia menjadi terlatih. Coba saja hitung, kalau dia menulis (berlatih) sekali setiap hari sejak tahun 99, berapakali dia berlatih sampai sekarang. Tak heran sekarang dia menjadi penulis terlatih. Bukan penulis (ujug-ujug) hebat.

Berikutnya, menurut quote yang saya baca itu, perlu keberuntungan untuk menggapai julukan 'penulis hebat'.

Keberuntungan itu hubungannya sama momen, kesempatan/peluang, dan apa pun yang tidak bisa diperhitungkan. Keberuntungan tidak bisa dipaksakan. Asma Nadia pun saat mulai menulis cerpen, dan terus menulis cerita bersambung, dan berlanjut menulis novel tidak bisa memperhitungkan akan menjadi penulis best seller.

Coba baca juga kisah J.K. Rowling. Sebelum menjadi best seller sekarang ini, itu naskah Harry Potter sempat ditolak puluhan penerbit. Keberuntungan menghinggapinya saat menemui penerbit yang kesekian, yang berminat menerbitkan naskah Harry Potter.

Bagi seorang penulis yang bukunya sudah meraih status best seller, keberuntungan-keberuntungan berikutnya seperti mudah datang. Karena, naskah-naskah berikutnya sudah pasti diterima oleh penerbit. Bahkan mungkin beberapa penerbit berebut ingin menerbitkannya. Dia tidak akan diperlakukan sama dengan penulis pemula, yang harus menunggu 3-4 bulan sampai mendapat jawaban dari penerbit, apakah naskahnya diterima atau tidak.

Tere Liye dalam salah satu nasihatnya di hadapan anak-anak SMA (ada di ytb videonya) mengatakan, naskah-naskah yang sudah kita tulis, yang ditolak penerbit, jangan dibuang. Karena ketika kita sudah mencapai level 'penulis hebat', penerbit kadang tidak lagi melihat naskah tapi melihat siapa penulisnya. Dan, dia berkata begitu karena pengalamannya.

Sekarang, apa pun yang ditulis Tere Liye pasti laku. Karena 'penulis hebat' selalu ada fans yang menunggu karyanya.

Jadi, sebelum meraih keberuntungan, seperti yang diraih Asma Nadia, J.K.Rowling, atau Tere Liye mari kita berlatih menulis. Berlatih terus dan terus berlatih, sampai menjadi terlatih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun