Budi paling ga suka menghadiri undangan pernikahan. Memang dia masih menjomlo, tapi bukan karena iri pada pasangan yang sedang berbahagia. Karena bagi Budi, jodoh setiap orangt itu sudah ada, sudah disiapkan sama Tuhan. Kalau sudah waktunya ketemu, ya bakal ketemu juga.
Yang bikin Budi males ke acara pernikahan, olok-olok dari saudara-saudaranya. Selalu saja mereka bertanya, untuk mengolok-oloknya, "Kapan nyusul?"
Terutama pamannya dari ibu, atau adiknya ibu. Budi memanggilnya Om Tejo. Nama sebenarnya, sih, Sutejo, tapi dia tidak suka kalau dipanggil Sutejo, maunya Om Tejo.
Om Tejo ini yang paling sering mengolok-olok Budi. Ga sekali-dua dia bertanya, "Kapan nyusul?" kalau lagi di acara pernikahan. Bahkan kadang-kadang suaranya dikerasin. Karuan saja Budi jadi kikuk dan salah tingkah.
Suatu hari budi mendapat berita duka. Salah seorang saudaranya meninggal dunia. Bersama ayah dan ibunya, budi pun melayat ke rumah duka. Bahkan kemudian dia dan ayahnya ikut ke pemakaman.
Di pemakaman, Budi melihat Om Tejo. Dia pun menghampirinya. Om Tejo tersenyum melihat Budi mendekatinya.
"Om, boleh nanya, ga?" bisik Budi setelah berdekatan dengan Om Tejo.
Om Tejo tidak menjawab, hanya mengangguk.
Budi pun makin mendekatkan mulutnya ke telinga Om Tejo. "Om, kapal nyusul?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H