Menarik pula apa yang dikatakan Wakil Ketua Umum Pemenangan Pemilu PKB, Jazilul Fawaid, yang mengatakan, "Hari ini menurut saya bukan sosok, namun sistem dan cara pikir yang mempertemukan, yang saya sebut dengan satu kalimat yang mempertemukan, mengutuhkan, mendamaikan. Tidak ada lagi pembelahan, tidak ada lagi saling menjatuhkan, tidak ada lagi politik yang saling menghina."
Sebuah pernyataan yang juga menggembirakan, yang menunjukkan dalam Pilpres nanti tidak lagi hanya fokus pada sosok atau figur 'siapa', tetapi lebih kepada figur 'yang bagaimana'.
Hal menarik lain dari koalisi ini adalah nama koalisi yang mengambil nama Semut Merah. Semut adalah hewan yang dikenal dengan semangat gotong royongnya, serta kuat silaturrahimnya (dicirikan dengan selalu bersalaman saat bertemu). Semoga kedua karakter semut tersebut mewarnai juga perjalanan politik kedua partai yang berkoalisi.
Satu hal lagi yang paling menarik, setidaknya ini menurut penulis, pengambilan nama semut sebagai nama koalisi ini bukan hanya karena dua ciri semut di atas (gotong royong dan suka silaturrahim), tetapi karena semut adalah juga nama salah satu surat dalam Al-Quran, yaitu surat ke-27, surat an-Naml.
Dan menariknya, dalam surat an-Naml tersebut ada kisah Nabi Sulaiman yang juga seorang raja. Dalam surat an-Naml disebutkan Nabi Sulaiman adalah sosok pemimpin (raja) yang sangat berkuasa (semua makhluk menjadi bawahannya, termasuk jin, hewan dan angin), pintar (menguasai teknologi teleporter), kaya (sampai sekarang tidak ada yang melampaui kekayaan beliau), dan mengayomi rakyat kecil (tidak mau menginjak semut).
Semoga tidak terlalu berlebihan kalau penulis berharap akan lahir dari Koalisi Semut Merah ini pemimpin yang-setidaknya mendekati-memiliki karakter seperti Nabi Sulaiman.
Semoga saja, karena saya sebagai rakyat kecil, mampunya hanya berharap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H