Saya salut pada penerjemah kedua novel tersebut. Kepiawaiannya memilih diksi, tidak menghilangkan gaya penuturan penulis yang khas, sehingga membuat saya tidak ingin berhenti membaca sampai mencapai halaman terakhir.
Lalu, yang membedakan-dan ini uniknya-kedua novel ini mempunyai plot yang sangat berbeda. Maksud saya begini, dalam setiap kisah pembunuhan, lazimnya, yang dikejar polisi adalah pelaku pembunuhan, baru kemudian dicari motifnya.
Nah, perbedaan kedua novel ini adalah, kalau di 'Malice', Keigho bercerita panjang, sampai muter-muter untuk mengetahui motif apa yang melarbelakangi si pebunuh. Sedangkan di 'Black Showman'-sebagaimana umumnya kisah pembunuhan-Keigho memecahkan misteri siapa pelaku pembunuhan.
Kalau saja novel kisah pembunuhan itu 'harus' selesai atau tamat setelah si pelaku diketahui dan/atau tertangkap, maka novel 'Malice' tidak akan setebal 304 halaman. Karena di halaman 91 (sepertiga tebal buku) pelaku pembunuhan sudah diketahui. Tidak ada hal rumit, dengan gampangnya Detektif Kaga, menemukan si pelaku.
Ini uniknya. Karena sisa halaman berikutnya, sebanyak 213 halaman, isinya tentang mengungkap apa sebenarnya motif si pelaku membunuh penulis novel tersebut.Â
Cara pengisahannya-dalam mengungkap motif tersebut-pun unik. Keigho menggunakan 2 POV (Point Of View), yaitu detektif Kaga dan Nonoguchi Osamu, rekan korban. Kedua tokoh itu masing-masing membuat narasi tentang keterkaitan pelaku dengan korban, terkait motif yang sedang diselidiki.
Lain halnya dengan novel 'Black Showman. Di novel dengan tebal 520 halaman ini, pelaku pembunuhan baru diketahui di halaman 462, atau hampir di akhir cerita. Artinya lagi, novel 'Black Showman' ini dipenuhi cerita bagaimana polisi, dibantu adik korban seorang pesulap eksentrik, memecahkan misteri untuk mengetahui siapa si pelaku. Termasuk, motifnya pun baru dipahami setelah si pelaku diketahui.
Intinya, ada keasyikan yang berbeda saat membaca kedua novel ini. Ada kerumitan yang berlainan antara mengungkap motif pembunuhan dengan mencari tahu si pembunuh.
Yang jelas, Anda bakal asyik membaca kedua novel ini. Dan sepertinya menjadi jaminan juga, karya Keigho Higashimo yang lain pun tidak jauh berbeda menantangnya untuk dibaca. Dan sepertinya, saya harus hunting novel Keigho yang lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H