Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadan, Momen Tepat untuk Menambah Habit Baru

2 April 2022   08:04 Diperbarui: 2 April 2022   08:13 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain ibadah wajib, terdapat ibadah-ibadah sunnah yang dapat dikerjakan seorang Muslim. Ibadah sunnah memang berbeda dengan ibadah wajib, ibadah sunnah apabila tidak dikerjakan tidak berkonsekuensi apa-apa, tidak menimbulkan dosa. Namun, bagi seorang Muslim yang taat, yang ingin menjadi Muslim yang sebaik-baiknya, tentu saja tidak bisa mengabaikan ibadah sunnah.

Banyak kebaikan diperoleh dengan melaksanakan ibadah sunnah, selain mendapat pahala amal saleh. Apalagi kalau ibadah sunnah itu dikerjakan secara rutin, atau bahkan menjadi sebuah kebiasaan.

Dalam sebuah hadis qudsi diriwayatkan Allah Swt berfirman,

"Dan tidaklah seorang hamba mendekat kepadaKu; yang lebih Aku cintai daripada apa-apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. HambaKu terus-menerus mendekat kepadaKu dengan ibadah-ibadah sunnah hingga Aku pun mencintainya. Bila Aku telah mencintainya, maka Aku pun menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang ia pakai untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan menjadi kakinya yang ia pakai untuk berjalan. Bila ia meminta kepadaKu, Aku pun pasti memberinya. Dan bila ia meminta perlindungan kepadaKu, Aku pun pasti akan melindunginya." (HR. Al-Bukhri 6502, Fathul Br (11/348))

Hadis di atas secara jelas menyatakan bahwa Allah Swt sangat mencintai hamba-hambaNya yang istiqomah (konsisten) melaksanakan ibadah-ibadah sunnah. Bahkan, masih di hadis tersebut, disebutkan beberapa imbalan yang akan Allah Swt berikan apabila hamba tersebut dicintaiNya. Tentu saja apa yang disebutkan di hadis di atas merupakan nikmat yang luar biasa.

Yang saya maksud habit di atas adalah ibadah sunnah. Kenapa? Pertama, karena motivasi dari hadis di atas, dengan menjadi habit kita ingin konsisten melaksanakan ibadah-ibadah sunnah. Kedua, Ramadan dengan nuansa ibadah yang kental, selama sebulan, saat yang tepat untuk memulai kebiasaan baru. Dari kebiasaan yang dilakukan selama sebulan berturut-turut itu kita berharap menjadi ibadah yang konsisten dilaksanaan.

Ketiga, selama membiasakan diri di bulan Ramadan, maka sekaligus kita sedang melaksanakan ibadah sunnah, yang pahalanya di bulan Ramadan dinilai sama dengan pahala ibadah wajib. Dengan ketiga alasan tersebut, maka Ramadan adalah momen yang tepat untuk memulai sebuah kebiasaan baru.

Selain mendapatkan nikmat-nikmat yang disebutkan dalam hadis di atas, seorang Muslim yang konsisten melaksanakan ibadah sunnah juga akan mendapat keistimewaan lain, sebagaimana diriwayatkan hadis berikuit.

Dari Abu Musa Al-Asy'ari berkata, Rasulullah Saw bersabda, "Apabila seorang hamba sakit atau safar (yang mubah, bukan yang haram), maka dicatatkan baginya (pahala) seperti apa yang biasa ia lakukan ketika muqim (tidak melakukan perjalanan) dan sehat." (HR. Bukhari)

Makna hadis di atas menurut Syekh Musthafa Dib al-Bugha adalah, "Siapa saja yang melakukan amal kebaikan dalam kondisi biasa (sedang tidak ada udzur) kemudian ia meninggalkan amal tersebut karena udzur yang tak terduga, seperti safar atau sakit, maka dicatatkan baginya seperti amal (yang biasa ia lakukan) tersebut dan ia juga diberikan pahala sebagaimana jika ia melakukannya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun