Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pernyataan Pak Gubernur yang Mengagetkan

7 Maret 2022   10:13 Diperbarui: 7 Maret 2022   10:18 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Siapkan wanita kita yang cantik-cantik 1.000 orang."

Kalimat di atas adalah penggalan dari kalimat yang diucapkan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi di rumah dinasnya di Medan, hari Jumat kemarin. Saat itu beliau menjelaskan tentang persiapan pelaksanaan PON (Pekan Olahraga Nasional) XXI tahun 2024 nanti.

Wanita-wanita tersebut menurutnya akan ditempatkan di hotel-hotel sebagai penerima tamu. Beliau bertekad, sebagai tuan rumah, tidak mau Sumut mendapat citra negatif karena dianggap tidak maksimal sebagai tuan rumah.

Sekilas kalimat di atas sesuatu yang lumrah, tapi bagi yang sensitif, kalimat di atas mengandung konotasi yang negatif. Apalagi kalau membaca kalimat yang beliau ucapkan selengkapnya.

"Siapkan wanita-wanita yang cantik, 1.000 orang. Untuk apa? Nanti taruh di hotel sebagai penerima tamu dengan pakaian adatnya. Namun, tak boleh sombong, boleh dipandang tak boleh disentuh." Demikian lengkapnya yang beliau katakan.

Di dalam kalimat itu ada kata; wanita, cantik, boleh dipandang, tak boleh disentuh. Beberapa kata yang berpotensi mengundang penafsiran lain dari yang dimaksud pak Gubernur itu.

Kalimat pak Gubernur itu seolah melegitimasi pandangan sebagian orang, sampai saat ini, bahwa wanita adalah hanya sekadar pajangan atau hiasan. Wanita hanya lebih pantas difungsikan sebagai 'etalase', yang boleh dinikmati dengan cara dilihat-lihat (dipandang). Oleh karena itu, saya merasa kalimat tersebut sangat tidak pantas diucapkan, apalagi oleh seorang kepala daerah, seorang gubernur.

Semula saja merasa ini mungkin subyektivitas saya saja memahami kalimat tersebut, sehingga menafsirinya sebagai yang saya tulis di atas. Namun, ternyata bukan hanya saya yang berpikiran demikian. Terbukti, pagi tadi saya menerima email ajakan menandatangani sebuah petisi yang digagas oleh Koalisi Sumut Peduli Issu Kekerasan Seksual (KSPIKS). Petisi tersebut mendorong pak Gubernur untuk mengklarifikasi dan meminta maafke public atas pernyataannya yang seksis tersebut.

Tentu saja saya ikut menandatangani petisi tersebut, walaupun bukan warag Sumatera Utara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun