Kita ragu-ragu, batal tidak ya selama melakukan beraktivitas.
Maka, ambil yang yakin.
Lain halnya kalau kita kemudian buang angin (kentut) dan kita sadari. Maka yang kita yakini adalah kita sudah batal wudu (tidak ragu), sehingga harus berwudu lagi sebelum melaksanakan salat Isya.
Itu contoh kasus sederhana dalam mengimplementasikan hadis di atas. Dalam hal lain, hadis ini juga bisa dijadikan filter saat menerima berbagai informasi, termasuk yang berkenaan dengan pelaksanaan ibadah.
Sudah kita rasakan bersama, di era internet sekarang ini, kita tidak bisa mencegah derasnya arus informasi menghampiri kita. Setiap pagi saat membuka grup-grup Whatsapp, sering kita dihadapkan pada puluhan broadcast yang memenuhi ruang chat grup, baik itu berupa video (youtube atau tiktok) atau teks yang terkadang tidak jelas siapa penulisnya. Dan, informasi-informasi yang kita terima itu sering mempengaruhi keyakinan kita atas sesuatu yang sebelumnya kita yakini kebenarannya.
Misalnya saja, kita selama ini melaksanakan ibadah salat sesuai yang kita pelajari dari ustad yang kita percaya dan dari kitab-kitab yang direkomendasikannya. Kemudian kita menerima informasi, dari informasi yang tersebar di grup-grup, bahwa apa yang kita lakukan (pelaksanaan salat) itu salah. Maka, sikap kita sebaiknya tetap dengan yang kita yakini dahulu.
Adapun informasi yang kita terima melalui grup WA itu, kita anggap meragukan dan tidak diikuti. Namun, tidak begitu saja ditolak juga. Hal-hal baru, yang untuk sementara kita ragukan, itu harus memancing keingintahuan kita. Sehingga kemudian kita mempelajarinya dengan serius sampai kita yakin hal itu memang ada dalilnya, ada referensinya. Setelah mempelajarinya kita kemudian bisa melakukan perbandingan.
Keraguan terhadap sesuatu harus memancing semangat kita dalam mencari ilmu. Sehingga jika hari ini kita ragu terhadap suatu masalah, maka sepekan/sebulan/setahun kemudian kita jangan ragu lagi, karena kita sudah mempelajarinya.
Wallahu'alam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H