Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Peg BUMN - Write and read every day

Senang menulis, membaca, dan nonton film, juga ngopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rambut Kakak

11 Februari 2022   09:04 Diperbarui: 11 Februari 2022   09:14 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Dasar guru killer!" serapah Dina saat masuk rumah.

"Ada apa, Din. Datang-datang bukannya salam malah ngedumel," tanya ibunya yang sedang menjahit.

"Itu, Mah. Pak Mamat, guru matematika. Gara-gara tidak bisa jawab pertanyaannya tadi, Dina dimarahin."

"Ya ... wajar dong, kalau guru marah."

"Tapi ini marahnya kayak marahin maling. Pake bentak-bentak segala, plus ketuk-ketuk meja pake spidol."

Ibu Dina hanya tersenyum melihat Dina uring-uringan.

"Sudah sana, ganti baju dulu. Tuh, makan siang sudah disiapin."

Dengan merengut Dina beranjak ke lantai dua, menuju kamarnya. Begitu masuk kamar, dia melempar tas sekolahnya dan berbaring di kasur.

"Tumben, Kak. Sudah pulang." Begitu tubuhnya mendarat di Kasur Dina melihat rambut menjuntai ke bawah, di sela-sela dipan atas dan dinding. Dia heran, tidak biasanya kakaknya ada di kamar sebelum dia.

Dina memang masih satu kamar dengan kakak perempuannya. Bahkan satu dipan, dipan tingkat. Kakaknya tidur di dipan atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun