Setelah beberapa hari Andi mengerjakan tugas-tugasnya dan juga tugas-tugas Santi, akhirnya dia tidak tahan lagi. Ditemuinya nenek lalu Andi mengaku telah membunuh bebek neneknya dan meminta maaf atas kesalahannya.
Mendengar pengakuan Andi, nenek merangkulnya dan berkata, "Sayangku, nenek tahu kok. Tidakkah kau lihat, nenek saat itu berdiri di jendela dan melihat semuanya. Karena nenek mencintaimu, nenek memaafkanmu. Hanya ... nenek heran, berapa lama engkau akan membiarkan Santi memanfaatkanmu."
Cerita imajiner di atas mungkin hanya cerita pengantar tidur. Tetapi tidakkah kita merasakan, bahwa kadangkala kita bersikap seperti Andi. Demi untuk menutupi kesalahan, kita mau menderita. Untuk menjaga nama baik kita bersedia melakukan hal hina. Bahkan terkadang untuk menutupi dosa, kita melakukan dosa yang lain.
Melihat Andi diam saja mendengar penjelasannya, nenek kemudian berkata, "Nak, Tuhan juga selalu berdiri di "jendela", memperhatikan kita. Dan Dia melihat segalanya. Namun, karena Dia mencintaimu, Dia akan mengampunimu bila engkau meminta maaf. Hal yang luar biasa adalah Dia tidak hanya mengampuni, tetapi Dia juga tidak pernah mengingat-ingat lagi dosamu."
"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Ali Imran (3): 133)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H