Anda yang membaca kisah di atas mungkin bisa membayangkan bagaimana bahagianya si orang tersebut saat melihat kudanya kembali. Kebahagiaan yang sangat, setelah pupus harapannya.
Tahukah Anda, bahagianya orang tersebut sama dengan bahagianya Allah Swt saat mendengar taubat seorang manusia. Bahkan lebih bahagia daripada itu. Sebagaimana diriwayatkan di hadis berikut,
Anas bin Malik ra meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, "Sungguh Allah Swt lebih bergembira dengan taubat hamba-Nya daripada gembiranya seseorang dari kalian yang bersama tunggangannya di padang pasir tiba-tiba tunggangannya tersebut hilang. Padahal makanan dan minuman berada di tunggangannya tersebut. Ia pun telah putus asa dari tunggangannya tersebut. Lalu ia pun mendatangi sebuah pohon lalu berbaring di bawah pohon tersebut. Tatkala ia sedang dalam keadaan demikian, tiba-tiba tunggangannya muncul kembali dan masih ada perbekalannya. Maka ia pun segera memegang tali kekang tunggangannya, ...."
(HR. Muslim)
 Tentu saja ini tidak bisa dijadikan alasan untuk terus berbuat dosa atau mengulangi perbuatan dosa kemudian bertaubat, dengan dalih Allah Swt akan senang mendengar taubat seorang hamba.
 Hadis di atas menambah penegasan apa yang kita bahas kemarin, bahwa istighfar (memohon ampun) bisa menyelesaikan semua masalah.
 Karena, kalau Allah Swt sudah bahagia, Allah Swt sudah senang kepada kita, apalagi yang mesti kita permasalahkan?
Â
Wallahu'alam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H