Dalam kalimat firman Allah Swt, yang terdapat di surat al-Baqarah ayat ke-187 di atas, terkandung kata 'saling'. Istri berfungsi sebagai pakaian bagi suami. Begitupun suami befungsi sebagai pakaian bagi istri. Ada hubungan timbal balik. Hubungan timbal-balik kan inti dari cinta. Karena, cinta tidak akan terjadi tanpa adanya 'saling' dari kedua pihak.
Untuk itu cukup dua sikap yang dibutuhkan seorang istri supaya suaminya makin mencinta dan terus mencinta, yaitu paham, dan tulus.
Kita awali dengan pengertian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Paham sebagai kata kerja (verb) mempunyai makna, 'mengerti benar (akan); tahu benar (akan)'. Sedangkan Tulus memiliki arti 'sungguh dan bersih hati (benar-benar keluar dari hati yang suci); jujur; tidak pura-pura; tidak serong; tulus hati; tulus ikhlas'.
Bagaimana implementasinya? Ya bersikap. Memahami suami dan tulus dalam menjalani hidup dengannya.
Pahami karakternya, pahami kebutuhannya, pahami keinginannya, sampai pahami kesenangannya. Seorang istri yang kebetulan berkarakter suka bicara, harus memahami jika suaminya seorang introvert. Jangan memaksaknya terus mengajak bicara untuk hal-hal yang bersifat remeh-temeh. Begitupun sebaliknya, kalau si istri yang introvert bersuamikan seorang yang suka bicara, harus melayani pembicaraan suami. Itu salah satu contoh saja.
Begitupun terhadap kesenangan suami, pahami, selama kesenangannya tersebut tidak mengganggu kewajibannya sebagai suami. Saya bersyukur, istri saya memahami kesenangan saya membaca. Saat membaca, saya bisa semalaman memegang buku, atau seharian kala libur.
Sikap kedua adalah Tulus, tulus dengan keseluruhan maknanya. Tulus saat memahami dan melayani suami. Ketulusan ini harus nampak dalam gestur tubuh, rona wajah dan nada suara saat mendampingi suami.
Sikap memahami dan tulus ini akan sejalan dengan pengertian 'pakaian' dalam ayat di atas. Fungsi pakaian adalah, sebagai pelindung dari apa pun ancaman terhadap tubuh. Baik itu berupa sinar panas matahari, sengatan hewan, maupun terpaan angin kencang. Berfungsi juga sebagai penutup aurat, yang akan menyembunyikan sesuatu yang akan membuat malu kalau terbuka. Terakhir berfungsi sebagai hiasan, yang akan memperindah tubuh, sehingga enak dilihat dan membangkitkan harga diri.
Begitulah Istri, hendaknya mampu melindungi suami dari apapun yang akan membuatnya menderita, mampu menutupi aibnya, dan menghiasinya dengan akhlak mulia. Ketiganya bisa diraih dengan sikap memahami dan tulus.
Kok, kalimatnya jadi tuntutan ya?
Gapapalah yang penting kata 'saling' harus menyertai itu semua. Harus ada timbal-balik. Sehingga, saat menulis ini pun saya bertekad, 'akan melindungimu, menutupi aibmu dan menghiasimu, wahai istriku tercinta ... ta ... ta'. (pakai echo)