Mohon tunggu...
Urip Widodo
Urip Widodo Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan yang ingin terus menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berusaha menuliskan apa saja yang bermanfaat, untuk sendiri, semoga juga untuk yang lain

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sampah vs Bidah

2 Desember 2020   14:01 Diperbarui: 2 Desember 2020   14:08 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu problem besar kehidupan sekarang adalah masalah lingkungan hidup. Mulai kebakaran hutan, pencemaran lingkungan, lapisan ozon yang makin menipis, banjir, sampai pengelolaan sampah yang tak kunjung ada solusi yang tepat.

Semua masalah tersebut menimpa hampir semua negara tak terkecuali Indonesia. Padahal, idealnya nih ya, menurut saya, Indonesia sebagai negara yang masyarakatnya mayoritas beragama Islam, masalah lingkungan ini tidak perlu terjadi.

Kenapa? Karena beberapa dalil, baik ayat Al-Qur'an maupun hadits, menegaskan seorang muslim harus menaruh perhatian pada kelestarian alam.

Ayat ke-30 dalam surat Al-Baqarah menegaskan bahwa Allah SWT telah menjadikan Adam (manusia) sebagai khalifah di muka bumi. Para mufasir menjelaskan pengertian khalifah di sini adalah berkenaan dengan tugas manusia sebagai wakil Allah SWT untuk mengelola dan memelihara semua yang ada di bumi.

Tugas manusia di dunia adalah menjaga keharmonisan alam, serta memelihara keseimbangan alam. Keseimbangan yang sudah diciptakan Allah SWT sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya di surat Ar-Rahman (55) ayat 5-13.

Jadi keberadaan manusia di bumi seharusnya untuk mengelola sehingga dapat mengoptimalkan dan memaksimalkan seluruh potensi yang ada di dalamnya, baik itu buah-buahan, hewan, material tambang yang ada di perut bumi, laut dan seisinya, untuk kelangsungan hidup manusia di bumi serta mendatangkan kesejahteraan untuknya.

Lalu, mengapa realitanya justru terjadi banyak bencana yang disebabkan oleh kesalahan dalam pengelolaan lingkungan, seperti yang saya sebutkan di atas?

Tentu, kesalahan bukan pada ajaran Islamnya, tetapi pada kita, kaum muslimin, yang tidak melaksanakan ajaran tersebut. Tidak melaksanakan tugas sebagai khalifah, wakil Tuhan, di dunia ini.

Namun, kalau kita mau menelusuri lebih jauh lagi, sebenarnya kesalahan itu tidak bisa kita timpakan begitu saja kepada semua umat Islam. Terutama muslim yang awam.

Kenapa? Karena sebagai sebuah ajaran, ada proses penyampaian dari orang yang memahami kepada yang belum memahami. Dari orang yang berilmu kepada orang belum berilmu. Menurut saya, di sini problemnya.

Dalam masyarakat muslim, proses penyampaian ini sering disebut ceramah, khutbah, tablig, taklim atau kajian. Apalagi sekarang sarana semakin canggih, penyampaian ilmu lebih beragam. Salah satunya dengan memanfaatkan keberadaan internet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun