Mohon tunggu...
Urip Slamet Riyadi
Urip Slamet Riyadi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lahir dan dibesarkan di Petarukan-Pemalang. Lelaki Jawa (Yang tdk njawani) maklum hampir 20 th merantau di tatar Sunda beristrikan orang sunda yg sederhana. Aktivitas sehari-hari cari nafkah, hobi membaca, dan nge-blog. Menjadi kompasianer berharap agar bisa menulis karena menulis, merupakan aktivitas yang menarik, unik dan menyenangkan sebagai pengobat sepi sekaligus menjadi nutrisi hati dan pikiranku untuk terus belajar dan insya Allah berbagi ilmu. Surel: uripsr@ymail.com Personal blog: http://saungurip.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemudik Mulai Memenuhi Jalur Pantura

22 Agustus 2011   03:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:34 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_130805" align="alignleft" width="135" caption="Ciri khas pemudik"][/caption] Kotabaru, Karawang (22/08/2011). H-8 pemudik sepeda motor mulai Nampak memenuhi jalan pantura, mereka berkelompok terdiri dari 3-5 grup beriringan, terpantau dari pk.05.00 pagi dari jembatan layang simpang Jomin Kecamatan Kotabaru. Ciri mereka yang khas terlihat dari barang bawaan rangsel besar dan tambahan barang di belakang jok dengan ditopang kayu/bambu sebagai penyangga. Semakin siang jumlah pemudik sepeda motor mulai berkurang, sedangkan pada jam O5.00 pagi jumlah pemudik cukup banyak terlihat bergerombol di rest area SPBU Darussalam Pangulah Utara, Kotabaru untuk melakukan sholat shubuh dan sebagian rebahan melepas penat. Keberangkatan mereka dari Jakarta sekitar pk. 02.00 dinihari. Seperti yang dituturkan kepada penulis: "Kami sengaja berangkat dari Jakarta jam 02.00 dinihari, agar tidak panas di jalan, maklum musim ini panasnya sangat menyengat." Tutur Surono pemudik asal Tegal yang sempat di wawancarai di sela-sela istirahatnya. Hampir setiap tahun ritual mudik ini ia jalani dengan menggunakan sepeda motor, selain alasan ekonomis naik sepeda motor cukup menyenangkan dilakukan bersama teman-teman kerja dan di kampung halaman motor ini cukup membantu berkunjung ke sanak famili. "Kami selalu istirahat di SPBU ini Mas, karena fasilitasnya lengkap, toilet bersih, dan ada restoran cepat sajinya." Katanya berpromosi. Deru sepeda motor kembali memecah keheningan pagi, jalur pantura mulai sibuk dengan lalu-lalang pemudik, sebuah pemandangan yang selalu terjadi dan terjadi setiap tahunnya.(Urip SR)***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun