Arus Mudik H-1 Padat Merayap 10:07 | Author: Urip SR Arus mudik yang hendak merayakan hari Raya Idul Fitri pada H-1 (Jum’at,17/8) yang terpantau dari Kaliasin (Depan Kantor BBPOPT Jatisari) mulai bergerak menuju kampung halaman masing-masing. Puncak arus mudik terjadi hari Jum’at dinihari sampai siang ini arus lalu lintas masih padat merayap dengan menggunakan berbagai moda transportasi seperti memakai kendaraan pribadi, seperti mobil atau sepeda motor. Data resmi Kementerian Perhubungan menunjukkan, dari 22 juta pemudik tersebut, 16,5 juta di antaranya menggunakan berbagai moda angkutan. Sisanya memakai kendaraan pribadi, seperti mobil atau sepeda motor. Tren pemudik Jakarta sebagian besar masih memilih kendaraan pribadi. Data Dinas Perhubungan DKI Jakarta mencatat, estimasi mobil pribadi yang bergerak dari Jakarta sebanyak 4,4 juta kendaraan. Sementara sepeda motor berjumlah 1,5 juta-2,5 juta unit. Beban jalur pantura bisa berkurang seandainya pengguna kendaraan mau memilih jalur alternatif. Namun, persoalannya, jalur alternatif di wilayah tengah Jawa Barat dan perbatasan Jawa Tengah lebih layak dilalui pada siang hari karena jalannya relatif sempit, berkelok, dan tidak ada lampu penerangan.
Dari pantauan hari ini keadaan lalu lintas mulai sedikit mencair dari kondisi padat merayap mulai padat lancar, namun diperkirakan akan terjadi peningkatan arus mudik pada sore hari mengingat para PNS sudah selesai melaksanakan upacara bendera, sehabis upacara bendera sebagian besar PNS langsung bubar untuk mudik ke kampung halaman masing-masing, hal ini seperti yang terjadi di Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Jatisari instansi pusat yang ada di daerah dibawah Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian. Sehabis melaksanakan upacara mereka langsung bubar untuk mudik tujuan Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Lampung. Kegembiraan nampak jelas pada raut mereka setelah melaksanakan upacara bendera hari Kemerdekaan RI ke 67. Besarnya jumlah kendaraan arus mudik pada H-1 ini tidak hanya menimbulkan potensi kemacetan, tetapi juga kecelakaan. Pengemudi dituntut meningkatkan kewaspadaan serta lebih disiplin dalam berkendara. Masyarakat diminta berani menegur pengemudi yang mengantuk dan ugal-ugalan. Tujuannya adalah menekan angka kecelakaan yang kerap terjadi akibat kelalaian pengemudi. Data Polri menunjukkan, jumlah korban kecelakaan lalu lintas akibat pengemudi mengantuk cukup tinggi. Tahun 2010 dari total 352 korban meninggal dunia dan luka berat, 49 di antaranya meninggal. Setahun kemudian meningkat menjadi 88 orang dari total korban 909 orang meninggal dunia dan luka berat. (USR)***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya