[caption id="attachment_283488" align="alignleft" width="300" caption="Kereta Api angkutan massal yang dirundung musibah (Foto: Urip SR)"][/caption] Bertempat di lapangan Stasiun Kereta Api Petarukan (Jum’at, 8/10/2010) PT. Kereta Api Indonesia DAOPS IV Semarang menyelenggarakan Istighosah doa bersama 7 hari pasca musibah tabrakan maut KA Senja Utama Vs Argo Bromo Anggrek yang menewaskan 34 orang minggu lalu (01/10/2010). Menurut salah seorang sumber, kegiatan ini dimaksudkan untuk memohon keselamatan dan mendoakan bagi korban yang tewas dalam tragedi maut tersebut. Rangkaian prosesi istighosah terbagi menjadi dua sesi acara, yang pertama acara doa bersama lingkup jajaran DAOPS IV Semarang yang dimulai sehabis sholat Jum’at, kemudian pada pk. 17.00 WIB dilanjutkan doa bersama warga masyarakat dan pemberian santunan kepada anak yatim piatu dihadiri oleh tokoh agama, tokoh masyarakat, unsur muspika serta muspida kabupaten Pemalang yang berakhir dengan sholat Maghrib bersama. Sejak pk.14.00 WIB masyarakat berdatangan menuju lokasi karena terdengar kabar komedian Tukul Arwana akan menghadiri acara tersebut, hal ini dikaitkan dengan salah seorang keponakan Tukul yang menjadi korban dalam peristiwa maut itu. Entah siapa yang pertama kali menghembuskan berita tersebut sehingga menjadi bahan obrolan yang meluas di masyarakat. Duka yang mendalam para keluarga korban yang meninggal maupun yang luka berat menoreh cerita yang menyayat hati dan merupakan lembaran hitam moda transportasi darat terutama bagi jajaran perkereta-apian Indonesia. Menurut panitia dari PT. KAI acara ini sebagai bentuk kepedulian sosial dan rasa empati yang mendalam bagi keluarga yang terkena musibah dan berharap semoga arwah yang meninggal dunia mendapat tempat yang layak, diampuni segala dosanya sesuai amal ibadah semasa di dunia dan bagi keluarga yang ditinggalkan agar tabah menerima cobaan ini. Menurut warga istighosah kali ini yang terbesar mungkin karena menelan jumlah korban banyak dan menjadi berita nasional sehingga PT KAI menggelar acara ini, karena sebelumnya juga pernah terjadi kurang lebih 6 bulan yang lalu saat terjadi kecelakaan warga kauman Petarukan tewas saat melintas rel kereta api. Atas inisiatif keluarga korban dan warga sekitar digelar acar istighosah di stasiun , ternyata acara serupa berulang lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H