"Teman terbaik adalah orang yang dapat menunjukkan sisi terbaik dalam diri kita." (Unknown)
Dalam kehidupan sehari-hari pastinya kita berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang-orang di sekitar. Hubungan atau interaksi sosial yang kita bangun itu membantu kita untuk memudahkan kita dalam pekerjaan atau kehidupan sehari-hari atau dengan kata lain memudahkkan kita untuk memenuhi kebutuhan berafiliasi. Kebutuhan berafiliasi merupakan kebutuhan untuk mendapatkan kehadiran orang lain dalam kehidupan seseorang. Interaksi sosial yang berkelanjutan akan menghasilkan hubungan interpersonal.Â
Salah satu hubungan interpersonal yang terbentuk adalah pertemanan. Pertemanan merupakan hubungan dua individu yang menghabiskan banyak waktu bersama, berinteraksi dalam segala kondisi dan saling memberikan dukungan emosi (Baron & Branscombe, 2012). Berdasarkan perbedaan kualitasnya, pertemanan dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu teman, teman dekat, dan sahabat. Dalam lingkungan sosial di Indonesia penggunaan istilah 'teman' memiliki perbedaan dengan istilah 'friend' di Australia (Robinson, 2016).Â
Peneliti menyatakan bahwa teman dalam konteks Indonesia mengandung arti luas, mengacu pada sekelompok orang yang memiliki relasi rendah. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti Australia di Minangkabau. Teman dapat dikategorikan sebagai individu yang kita kenal atau acquaintance (Kaplan, 1999). Hubungan ini memiliki ekslusifitas yang rendah dibandingkan dengan hubungan yang lainnya. Individu hanya mengenal individu lain tanpa saling memiliki informasi yang mendalam terhadap satu sama lain.
Mungkin sebagian dari kita sudah terbiasa dari kecil berteman dengan orang lain, baik itu tetangga, teman sepermainan atau teman sekolah. Namun, tidak semua orang itu bisa dengan mudah berteman atau mendapatkan teman baru. Ada beberapa tipe orang yang dengan sangat mudah mendapatkan teman baru dikarenakan karakternya yang ekstrovert, yaitu : terbuka, suka bergaul, familiar dengan orang lain, senang menghabiskan waktu dengan orng banyak, percaya diri dan menarik, mudah memahami isi hati, mudah memulai pembicaraan, mempunyai selera humor yang tinggi, tidak mudah tersinggung, dan suka menolong.Â
Dari beberapa sifat-sifat pribadi ekstrovert yang disebutkan di atas kita ketahui bahwa seorang ekstrovert itu dapat dengan mudah berteman karena mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, humoris dan mudah memulai pembicaraan dengan orang lain, jadi ketika seorang ekstrovert itu memulai pembicaraan dengan orang yang baru dikenalnya maka si lawan bicaranya itu tertarik dan merasa nyaman mengobrol dengannya.
Berbeda dengan orang yang berkepribadian ekstrovert, seorang introvert itu mempunyai sifat tertutup, pemalu, canggung, cemas dan tidak percaya diri atau insecure, terlalu berpikir berlebihan / overthinking  sehingga untuk memulai pembicaraan dengan orang yang baru ditemui atau belum dikenalnya agak sulit, kalau pun bisa maka si introvert itu harus benar-benar merasa bahwa lawan bicaranya itu sefrekuensi atau klik dengan dirinya.Â
Memang seorang dengan kepribadian introvert itu lebih nyaman untuk mendengarkan lawan bicaranya dengan sesekali memberikan respon dari pada memulai pembicaraan terlebih dahulu dan menjadi pembicara yang aktif. Namun, dibalik sifatnya yang seringkali menjadi pendiam seorang introvert itu bisa menjadi sangat aktif berbicara jika sudah menemukan lawan  bicara yang sehati dalam artian bahwa dia dan lawan bicaranya itu banyak kesamaan dan merasa nyaman berbicara dengannya.Â
Ketika seorang introvert bertemu dengan orang yang baru dikenalnya kemudian orang baru tersebut memulai obrolan dan biasanya direspon dengan hanya jawaban-jawaban singkat dari si introvert dan hanya menjawab seperlunya saja.Â
Tapi, jika lawan bicaranya bisa melakukan pendekatan personal kepada si introvert maka selanjutnya pembicaraan dilanjutkan dengan pembicaraan yang lebih aktif dan intens dan si introvert sudah mulai terbuka untuk aktif dalam obrolan dan mulai pembicaraan dua arah yang lebih interaktif.
Dalam pertemanan kita seharusnya tidak memilih-milih teman tetapi juga harus memperhatikan dengan siapa kita berteman. Loh bagaimana sih? Tidak boleh memilih-milih teman tapi harus hati-hati berteman? Maksudnya adalah jika kita berteman janganlah kita memilih-milih atau membeda-bedakan orang yang akan kita jadikan teman. Sebagai contoh kita hanya akan memilih orang yang kaya, yang terhormat, dan yang sesuai dengan strata sosial dan eonomi kita saja, sedangkan dengan orang-orang yang tingat sosial dan ekonominya berbeda kita tidak mau berteman.Â