Ciptakan budaya positif di sekolah bukan sesuatu hal yang mudah kita perlu upaya ya untuk dapat menciptakan budaya positif tersebut. Â
langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mengubah paradigma atau pandangan setiap orang terkait dengan disiplin positif,  karena sebelumnya  sebagai sebuah aturan atau sebuah langkah-langkah yang guru lakukan untuk menegakkan peraturan  hukuman-hukuman terhadap pelanggar aturan tersebut.
kita perlu ketahui bahwa makna disiplin adalah belajar yang artinya kita perlu menciptakan sebuah pembelajaran dari pelanggaran yang dilakukan oleh seorang siswa. Â
pembelajaran yang dimaksud adalah belajar dari kesalahan dan yang mana dapat kita tarik sebuah motif dari permasalahan tersebut sehingga dapat kita carikan sebuah solusi yang tepat dan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Â Teknik untuk dapat menemukan solusi solusi atas permasalahan an itu disebut segitiga restitusi.Â
Segitiga restitusi merupakan tahapan atau proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka dengan karakter yang lebih kuat. restitusi bersifat penawaran bukan paksaan, restitusi berfokus pada solusi bukan pada permasalahannya.Â
Namun sebelum kita Menjalankan segitiga Segitiga restitusi kita harus membuat sebuah kesepakatan kesepakatan bersama siswa. Â kesepakatan tersebut Merupakan keyakinan kelas, keyakinan kelas merupakan sebuah nilai kebajikan universal yang dapat di setujui oleh setiap orang. Berikut beberapa prosedur yang saya lakukan untuk membentuk keyakinan kelas.
Mempersilakan murid-murid di kelas untuk bercurah pendapat tentang peraturan yang perlu disepakati di kelas.
Mencatat semua masukan-masukan para murid di papan tulis atau di kertas besar .Gantilah kalimat-kalimat dalam bentuk negatif menjadi positif     Contoh Kalimat negatif : Jangan berlari di kelas atau koridor. Kalimat positif: Berjalanlah di kelas atau koridor.
Tinjau kembali daftar curah pendapat yang sudah dicatat.
Tinjau ulang Keyakinan Kelas secara bersama-sama. Sebaiknya keyakinan kelas tidak terlalu banyak, bisa berkisar antara 3-7 prinsip/keyakinan. Bilamana terlalu banyak, maka warga kelas akan sulit Mengingatnya.
Setelah keyakinan kelas selesai dibuat, maka semua warga kelas dipersilakan meninjau ulang, dan menyetujuinya dengan menandatangani keyakinan kelas tersebut, termasuk guru dan semua murid.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!