Mohon tunggu...
Urip Kalteng
Urip Kalteng Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Belajar untuk mengajar, dan mengajar untuk belajar. urip.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ujian Nasional Mengerdilkan Pembelajaran

19 Januari 2011   01:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:25 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Adanya ujian nasional dengan motif apapun akan menekan kondisi kejiwaan siswa, bahkan pihak lain seperti orang tua, guru, kepala sekolah, sampai kepala daerah. Apa solusinya? Kita tunggu kebijakan yang kuasa di bagian ini.

Banyak sekali sepertinya yang harus dipertimbangkan terkait UN ini, tetapi intinya hanya satu bagaimana agar para lulusan bisa jadi manusia yang tangguh. Ketangguhan tidak bisa hanya dilihat dengan pemenuhan standar kelulusan itu. Banyak faktor yang akan menempah diri manusia-manusia pelajar yang semestinya mendapatkan pembelajaran yang layak tidak sekedar bisa lulus UN.

Seharusnya SKL untuk UN sudah dibuat di awal setiap jenjang pendidikan dan itu menjadi acuan tetapi tidak menjadi penghalang proses pembelajaran (baca: pembelajaran bermakna) selama ini (jangan dijawab "tidak harus kok!"). Kelirunya menurut saya sekarang justru SKL itu yang menjadi target pembelajaran, lebih-lebih pembelajaran di akhir setiap jenjang pendidikan. Lebih jelasnya itu ditempuh dengan hanya banyak-banyak mengerjakan latihan soal. SKL selalu dibuat di setiap menjelang UN. Bukankah dalam kurikulum sudah ada? Tidak perlu dibuatkan lagi, biarkan itu menjadi rahasia yang menjadi tantangan bagi setiap pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran untuk mengantarkan kesuksesan peserta didiknya.

Integrasi dalam pendidikan sangat mendesak untuk dilakukan pembenahan-pembenahan. Arahan kegiatan pendidikan di negeri ini "sepertinya" belum jelas. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi bukan atas niat lurus tetapi itu dilakukan atas desakan kepentingan sesaat. Target pemerintah juga tidak jelas, katanya UN untuk pemetaan atau standardisasi, nyatanya kondisi setiap daerah beda. Belum lagi mengapa ragam pelajaran begitu banyak, tidak fokus, mau dibawa ke mana pendidikan kita ini? Apakah harus terus begitu pembelajaran dikerdilkan hanya oleh UN?

http://urip.wordpress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun