Woro-woro tersebar di seluruh penjuru dan peloksok kampung Negeri Sastra.Â
Dimana saat itu pada September 2019 Â akan ada agenda hajat besar pewangku kebijakan yakni, pelantikan 40 Punggawa Wakil Rakyat Negeri Sastra.
Negeri Sastra sendiri merupakan negeri di bagian ujung barat pulau Jewa yang terkenal sebagai pelabuhan perlintasan pulau semenanjung Sametera.
Disana berbagai kehidupan masyarakat bergantung dengan perdagangan dan jasa. Bahkan, ada juga jenis perekonomian dimana ada banyak orang kulit putih berambut pirang, hingga orang kulit kuning bermata sipit dan berbahasa aneh mendirikan sebuah tempat penempaan besi dan juga plastic.
Singkatnya disana negeri yang sangat Makmur. Selain sisi sebagai buruh pandai besi dan penempa plastik.Â
Di Negeri Sastra, juga memiliki sebuah profesi tukang mengabarkan berita atau para pewarta berita.
Untuk bisa memberikan kabar baik pelantikan 40 Punggawa Wakil Rakyat itu, akhirnya disebarkan undangan ke berbagai penjuru kampung, khusus untuk para tokoh dan priai diminta datang dengan pakain yang bagus.
Termasuk juga pewarta atau buruh tinta untuk sebagian besar diberikan undangan untuk mengisahkannya dalam bentuk cerita bertajuk kegagahan punggawa Sastra.
Tapi dasarnya ada kelalaian, undangan yang dibuat ternyata sengaja dibatasi pihak keamanan. Maklum dalam rangka kondusifitas pelantikan. Sialnya lagi dengan sengaja petugas keamanan yang merupakan pangkat balok berseloroh jika para Pewarta juga harus dibatasi hanya 40 orang saja.
Ini menjadi takdir pemantik awal sebuah gerakan awal para pewarta yang merasa dihinakan.