Mohon tunggu...
uri bocah wingi
uri bocah wingi Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis media harian

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hari Pers Nasional Bukan Milik Insan Pers Saja, Kini dan Masa Akan Datang Sudah Jadi Milik Publik

16 Februari 2023   23:39 Diperbarui: 17 Februari 2023   00:16 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Insan Pers tengah melakukan pekerjaannya (Pixabay/Engin_Akyurt) 

CILEGON, BANTEN - Selalu ada nada sumbang yang terus diucapkan para insan pers jika Hari Pers Nasional yang paling berhak merayakannya adalah mereka.

Bahkan jika institusi pemerintah, swasta, perbankkan dan masyarakat umum ingin merayakan harus berkoordinasi dan mengajak para insan pers terlibat sebagai kepanitiaan didalamnya.

Salah kaprah, jika mengklaim mereka yang hanya berhak terhadap HPN. Sebab, secara substansi, adanya Hari Pers Nasional tentu semangatnya adalah kepentingan untuk seluruh insan pers dan publik.

Sebab, saya berfikir, mungkin juga sama yang dipikirkan para senior, Hari Pers Nasional bertujuan untuk keberlangsungan eksistensi Pers dan perjuangannya membawa kepentingan publik atau masyarakat dalam setiap karya yang dilahirkan pers di masa depan.

Sebab, semangat adanya pers dan lahirnya pers adalah semangat kepentingan masyarakat. Pers menjadi anak kandung yang keluar dari rahim kepentingan publik. Bahkan itu berlaku sejak awal adanya pers.

Konteks kekinian seharusnya baik organisasi perusahaan pers, organisasi profesi pers dan insan pers tersebut mulai berfikir jika kepentingan yang terus didorong masyarakat pers adalah kepentingan publik atau kepentingan umum.

Jika Hari Pers Nasional ingin besar dan substansi perjuangan atas nama publik yang digunakan para insan pers, maka sudah waktunya tidak lagi melegitimasi jika dirinya saja yang hanya boleh merayakan dan menggelar event Hari Pers Nasional.

Hari Pers Nasional sudah waktunya dilemparkan menjadi hak publik, sehingga bukan saja insan pers yang berbangga, berbahagia dan merayakannya. Namun, masyarakat, RT, RW dan juga suku-suku terdalam di Indonesia, lalu pemerintah sekalipun ikut serta menggaungkannya.

Sejak awal Pers ada di Indonesia juga membawa kepentingan penghapusan kolonialisme atau penjajahan atas bangsa Indonesia, semangatnya tetap semangat publik, semangat ingin merdeka dari tirani penjajahan, sehingga keadilan terdistribusi dalam kehidupan setiap masyarakat Indonesia. Artinya kepentingan yang digendongnya adalah kepentingan publik.

Pers tanpa masyarakat akan punah. Sebab, semangat pers adalah semangat menyampaikan kepentingan dan berpihak kepada  masyarakat, semangat memberikan kritik terhadap pembangunan yang dilakukan pemerintah untuk kepentingan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun