Lalu angka gini rasio menjadi 0,363 naik Kembali dari sebelumnya hanya 0,318 persen.
Bahkan, inflasi di Kota Cilegon akan sangat tinggi hingga mencapai kurang dari 8 persen dari sebelumnya sudah mengalami kenaikan sangat signifikan sebesar 5,34.
Jika Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon harus mampu membuat formula yang tepat untuk dapat keluar dari lubang jarum jika resesi terjadi.
Salah satunya adalah dengan terus menggenjot sektor ekonomi non formal yakni UMKM, dimana jika nantinya resesi terjadi dan banyak industri stop, maka UMKM menjadi tujuan.
Dimana saat ini ada program bantuan modal yang harus maksimal digelontorkan pada 2023 nanti, dengan tentunya tetap selektif terhadap beberapa sektor ekonomi, sehingga bisa maksimal meningkatkan perekonomian UKM.
Selanjutnya, Pemerintah Kota Cilegon harus melakukan intervensi yang benar-benar luas dan besar untuk program bantuan kepada masyarakat.
Misalnya Bansos yang harus benar-benar digelontorkan. Namun, tentu saja hal itu harus tetap selektif sehingga bisa tepat sasaran.
Hal itu, nantinya akan berefek terhadap daya beli masyarakat, sehingga masyarakat tidak mampu tetap memiliki daya beli.
Termasuk juga, jika daya beli masyarakat meningkat, maka UKM juga tetap bisa bertahan dan tumbuh. Sebab, jika daya beli tidak ditingkatkan, maka bantuan modal juga tidak akan maksimal.
Dalam hal postur anggaran, tentu saja akan mengalami guncangan karena perlambatan ekonomi global dan nasional. Artinya penerimaan pendapatan akan minim.
Hal ini akan mengakibatkan defisit APBD yang diprediksi pada 2023 sebesar Rp412 miliar akan menjadi sangat besar, karena pendapatan yang diprediksi masuk sebesar Rp1,943 triliun akan sangat menurun signifikan, baik bagi hasil dari pemerintah pusat sebesar Rp1,029 triliun dan dari PAD yang diperkirakan bisa mencapai Rp914,624 juga akan meleset dan berkurang.