Mohon tunggu...
Reza Mustafa
Reza Mustafa Mohon Tunggu... wiraswasta -

Bergiat di gerakan kebudayaan Komunitas Kanot Bu. Bivak Emperom - Banda Aceh.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hikayat Kentut

22 Juni 2010   09:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:22 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kentut 1;

karena kentut tidak mesti buka celana. maka kau bisa mengeluarkannya di mana saja. seperti halnya kentut di depan seorang gadis idaman. ini bukanlah perkara sopan tidak sopan. tapi ini lebih kepada perkara hajat setiap manusia, dimana hajat ini tentu juga dimiliki oleh seorang gadis rupawan. dimana gadis serupawan bidadari sekalipun pernah merasa ingin kentut di depan pangeran. jadi kenapa harus JAIM?

Kentut 2;

kentut, lumrah berbau busuk. maka itu kentut adalah sebuah isyarat. bahwa kita hidup beranjak dari hal-hal busuk seperti bau kentut. namun acap kali kita tak sadar bahwa kebusukan secara konsisten hadir dalam tubuh, akal, perbuatan, juga dalam pergaulan. dan kebusukan yang serupa bau kentut itu sering diabaikan karena kita menganggap bahwa perkara tersebut adalah perkara sepele yang tak perlu dipikirkan. sungguh, kentut adalah isyarat, bahwa jika ia keluar dari bokong (maaf, saya tak suka menyebutnya pantat) seindah apapun, ia tetap menyimpan sesuatu yang busuk. maka dari itu, akhirnya kita mesti sadar bahwa sesempurna apapun gaya, sekaya apapun harta, seganteng apapun parasnya, sepintar apapun otaknya, sealim apapun tingkahnya, toh kita tetap menyimpan sesuatu yang busuk dalam diri pribadi kita. ya, sesuatu yang busuk itu boleh jadi kentut misalnya.

Kentut 3;

tak ada wujud lain dari pada kentut, selain wujud bau. ia tak bertubuh layaknya makhluk hidup. tapi sekali-kali ia bisa juga berwujud bau yang dibarengi dengan wujud bunyi. nah, kentut yang berbunyi adalah kentut yang mengakui keeksistensiannya pada lingkungan yang dikentutinya itu. ia tanpa malu-malu keluar dan berbunyi, dimana saat berbunyi ia seperti mengatakan pada anda, "hai, perkenalkan. akulah kentut yang dibicarakan itu. tapi aku serupa angin lalu yang meninggalkan bau." berbeda halnya dengan kentut tanpa bunyi. kentut tak berbunyi biasanya meninggalkan bau busuk yang khas. dan orang-orang yang berada di sekitar prosesi kentut tak berbunyi itu akan kewalahan karenanya. kewalahan pertama, ya tentu saja gara-gara baunya itu. kewalahan kedua, adalah ketika orang-orang ingin menentukan siapa si pengentut terkutuk itu untuk dimaki-maki. mereka akan kewalahan menentukan si pengentut karena kentut itu tak berbunyi, dan gara-gara tak berbunyii, boleh jadi si pengentut sendiri yang menuduh orang lain sebagai pengentut.

Kentut 4;

kentut yang berkarakter adalah kentut yang dengan kehadirannya membuat suasana hening bening menjadi suasana riuh penuh sumpah serapah. sedang kentut terkutuk adalah kentut yang keluar saat akhir tasyahud.

Kentut 5;  terus terang, aku tidak sedang mengentutimu kali ini.

Banda Aceh, 2010.

(Tulisan ini sudah saya publish sebelumnya di catatan FB saya).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun