Mohon tunggu...
kiki muntako
kiki muntako Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Foke : Ane yang pantes pimpin Jakarte,Ente ga kalee....

13 Juni 2012   03:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:03 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang di omongkan selama ini ternyata hanyalah bukti kalau dia hanya pandai berbicara namun kemampuannya perlu dipertanyakan lagi. Negeri ini kadang lucu, melihat calon pemimpinnya hanya dilihat dari tampilan fisiknya, tanpa melihat kinerja yang dihasilkannya selama ini. kadang kita terjebak oleh Asesoris-asesoris yang dikenakanya,seperti pakaian, kendaraan,tempat tinggal dan lain-lain. Bahkan yang kadang tidak masuk akal bentuk tampilan salah di salah satu organ tubuhnya menjadi jargon yang istimewa,lucu dan tidak masuk akal,apa hubungannya dengan kepimpinannya. Saya bukanlah salah satu warga yang berhak memilih salah satu calon Gupernur DKI saat ini, saya hanya seorang warga Bekasi di 5 tahun ini yang sebelumnya 25 tahun tinggal di Jakarta Selatan, namun terasa sesak dada ini jika DKI dipimpin oleh orang-orang yang tidak memilki pemikiran jauh kedepan. Sehingga DKI tetap sebagai Kota Metropolitan yang sesak dan pengap setiap harinya. Calon-calon yang akan menuju ke DKI I, tentunya orang-orang terbaik yang dimilki DKI saat ini. Semua calon memilki segudang prestasi dan pengalaman yang tidak lagi diragukan. Semua calon berteriak akan mampu memperbaiki Jakarta dari kesulitan-kesulitan yang ada selama ini, seperti jalan yang sesalu macet, banjir dan pemukiman kumuh. Secara cermat kita tentunya dapat melihat bagaimana calon-calon pemimpin tersebut memberikan janji-janji dan program-program kerja jika nantinya terpilih untuk memipin Jakarta. Ada salah satu calon yang menurut saya cukup menarik untuk saya bahas disini. Dia adalah seorang Wali Kota, kalau bisa kita lihat ukuran sebuah Wali Kota, kita bisa lihat ukuran  Kota Bekasi, Kota Bekasi dipimpin oleh seorang Wali Kota (yang saat ini sedang mendekam didalam penjara oleh kasus korupsi). Kalau kita bandingkan dengan DKI Jakarta yang merupak pusat Ibu Kota, tentunya Wali Kota jauh sangat lebih kecil. kota solo yang kecil DKI Jakarta

Dari kota yang kecil  ingin merubah kota yang sangat besar. Bagi Foke yang telah malang melintang mengurus kota Jakarta, hingga saat ini saja dia mengakui banyak sekali kendala serta kesulitan-kesulitan yang menjadi kendala. Dia mengakui adanya  selisih pendapat dengan pemerintah pusat,degan DPRD yang selalu tersendat komunikasinya hingga dari warganya sendiri yang hingga saat ini masih kesulitan membangun saling pengertian antara warganya. Keluhan ini disampaikan saat foke tampil pertama kalinya ikut depat kandidat calon Gupernur DKI Jakarta yang diadakan pada tanggal 08 Juni 2012 oleh salah satu TV Swasta Nasional. Dengan bangganya Foke berujar demikian seolah-olah hanya dialah yang memilki kemampuan untuk mengelola Jakarta,oleh karena kesulitan2 yang akan dihadapinya. Dalam debat tersebut yang hanya menghadirkan dua calon, yaitu Foke dan Jokowi. Apa yang dijawab oleh Jokowi tentang segala kesulitan-kesulitan yang disampaikan Foke,jawabnya haya satu “bagi saya (Jokowi) Kota Solo dengan Jakarta adalah sama saja” berbagai macam hambatan-hambatan tersebut dapat diselesaikan dengan cepat jika adanya komunikasi yang baik,baik dengan pemerintahan pusat,DPRD dan seluruh warga Jakarta. Intinya komunikasi yang baik. Kenapa Jakarta masih saja berkutat dengan kemacetan,banjir,premanisme dan kampung-kampung kumuh,ternyata selama ini Gupernur yang memimpinya telah kehilangan/terputus komunikasi dengan mitra-mitranya. Lalau apa yang akan diharapkan jika komunikasi saja tidak terhubung dengan baik,akan melakukan apa kalau komunikasi tidak jalan. Semua akan berjalan sia-sia,Gupernur yang dijabatnya hanyalah simbol dan pelengkap pemerintahan. Selamat memilih bagi warga Jakarta,pemimpin masa depan ada diujung jarimu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun