Mohon tunggu...
Uray Andre Baharudin S. Tr. Pi
Uray Andre Baharudin S. Tr. Pi Mohon Tunggu... Penulis - Saya seorang freelancer penulis, yaitu sebagai seorang profesional ghostwriter.

Sebagai seorang penulis hobi saya tentu saja menulis, membaca buku dan sebagai seorang ghostwriter saya paling suka kalau disuruh menulis artikel yang menangkat isu-isu sosial yang sedang menjadi pusat perhatian publik. Saya orangnya gak suka basa basi, ribet saya lebih suka langsung ke permasalahannya aja. Konten atau topik yang saya sukai yaitu mengenai sosial, hukum, politik, filsafat dan seputaran dunia literasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bebas atau Diperbudak?

4 Agustus 2023   19:03 Diperbarui: 4 Agustus 2023   19:05 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi by: istockphoto.com

Penulis: Uray Andre Baharudin S. Tr. Pi

Bebas atau diperbudak entah mengapa pertanyaan ini telah mengemuka dalam benak  saya. Kehidupan manusia, dalam segala aspeknya, sering kali terjebak dalam dilema antara kebebasan dan keterbatasan yang berimplikasi pada "perbudakan" diri. Namun, apakah kita sebenarnya benar-benar bebas atau hanya diperbudak oleh sistem yang ada???

Hidup di dunia ini seakan-akan menjadi pertarungan antara kebebasan dan perbudakan. Seringkali kita merasa bebas untuk menjalani hidup seperti yang kita inginkan, namun pada saat yang sama, seringkali kita juga merasa terjebak dalam batasan-batasan yang diberlakukan oleh masyarakat atau lingkungan sekitar kita. Sungguh ironis jika kita berpikir bahwa kebebasan dan perbudakan adalah kebalikan satu sama lain, namun kenyataannya, mereka seringkali saling bergantung satu sama lain.

Ketika kita berbicara tentang kebebasan, kita menginginkan untuk memiliki kendali penuh atas hidup kita sendiri. Kita ingin bisa membuat keputusan sendiri, berbicara dengan bebas, dan menjalani hidup sesuai dengan nilai-nilai dan keinginan kita. Namun dalam realitasnya, seringkali kita terjebak dalam aturan-aturan sosial yang mengikat kita. Misalnya, ketika tiba-tiba kita dilarang untuk melakukan sesuatu yang kita sukai hanya karena itu dianggap tidak sesuai dengan norma-norma yang ada.

Salah satu bentuk perbudakan modern adalah terikatnya seseorang pada tuntutan dunia digital. Kita terjebak dalam suatu dunia yang terus mendorong kita untuk terhubung secara online, mengikuti tren, dan membagikan setiap detik hidup kita. Sayangnya, kita seringkali kehilangan inti dari kehidupan kita sendiri karena kita sibuk dengan pandangan orang lain tentang kehidupan kita. Kita menjadi budak dari likes dan komentar, kehilangan kontrol atas waktu dan perhatian kita. Di tengah kabut media sosial, kebebasan menjadi hal yang semakin sulit ditemukan.

Perlu diingat bahwa kebebasan dan perbudakan bukanlah konsep yang mutlak dan baku. Mereka cenderung berada pada spektrum yang kompleks, di mana kita bergerak dari satu titik ke titik lainnya tergantung pada situasi dan persepsi kita. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa memahami batasan-batasan tersebut dan mendefinisikan kebebasan kita sendiri.

Jadi, apakah kita hidup dalam kebebasan atau perbudakan??? Mungkin tidak ada jawaban pasti untuk itu. Yang pasti, kita bisa mengambil kendali atas hidup kita dan membuat pilihan, meskipun dalam lingkup yang terbatas. Kita bisa menjadi pribadi yang bebas dengan menentukan tujuan hidup kita, mempraktikkan nilai-nilai kita, dan belajar untuk tidak selalu bergantung pada pandangan orang lain.

Seiring dengan masa depan yang terus berubah, kita harus selalu beradaptasi dan bersiap untuk menghadapi tantangan baru dalam mencapai kebebasan sejati. Jadi, mari kita hadapi dan lawan segala bentuk perbudakan, baik itu perbudakan eksternal maupun internal, dan berjuang untuk hidup dalam kebebasan sejati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun