Penulis:Uray Andre Baharudin S. Tr. Pi
Entah mengapa, tangan saya agak sedikit gatal aja menuliskan permalasahan penempatan wisuda yang tidak sesuai dengan tempatnya. Â Karena akkhir-akhir ini, istilah wisuda telah banyak disalahgunakan dan bagi saya hal tersebut kurang tepat. Istilah wisuda seharusnya digunakan untuk menandai akhir dari sebuah periode akademik dalam pendidikan tinggi, seperti Universitas dll. Namun, banyak orang yang menggunakan istilah wisuda untuk anak-anak TK, SD, SMP dan SMA yang mana tidak sesuai dengan "filosofi wisuda" tersebut.
Wisuda adalah salah satu momen yang paling bersejarah dalam kehidupan seorang mahasiswa. Sebagian besar dari mereka menganggap wisuda sebagai momen paling penting bagi mereka mereka, di mana mereka merayakan keberhasilan dan capaian mereka dalam melewati pendidikan tinggi. Namun, apakah wisuda juga perlu diadakan untuk anak-anak TK, SD, SMP, dan SMA??? Saya berpendapat bahwa wisuda sebaiknya hanya diperuntukkan bagi mereka yang telah menyelesaikan pendidikan tinggi, bukan pada jenjang-jenjang pendidikan di bawahnya.
Wisuda merupakan suatu acara penting dan layak diberikan kepada mereka yang memperoleh gelar akademis setelah menyelesaikan masa kuliah di perguruan tinggi. Wisuda merupakan sebuah perayaan yang memungkinkan mereka untuk merayakan keberhasilan mereka dalam menyelesaikan pendidikan tinggi dan memulai babak baru dalam kehidupan mereka. Mereka telah menghabiskan berjam-jam belajar, mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mencapai tujuan mereka. Oleh karena itu, ketika wisuda diterapkan pada anak-anak di jenjang pendidikan awal dan menengah, hal tersebut akan memberi implikasi negatif dan merusak "filosofi" dari wisuda itu sendiri.
Perlu dipahami dulu, pada dasarnya wisuda dari kata "wisudha" yg notabenenya pelantikan bagi yang telah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi.
Wisuda identik dengan Toga atau bahasa latinnya "Tego" memiliki arti penutup.
Nah toga memiliki filosofi yaitu sarjana dituntut berfikir rasional dalam segala sudut yang berbeda.
Sebagian besar anak-anak di jenjang pendidikan awal hingga menengah, mereka belum mampu mengemban "filosofi" dari wisuda tersebut. Selain itu, upacara wisuda pada tingkat pendidikan anak-anak tersebut dapat menciptakan kesan bahwa pendidikan hanya sebatas memenuhi syarat kelulusan dan tidak menjadi sebuah proses pembelajaran yang berkelanjutan. Padahal, pendidikan seharusnya dianggap sebagai sebuah perjalanan yang panjang dan penuh dengan tantangan untuk mencapai kesuksesan.
Dengan demikian, sebaiknya wisuda hanya diterapkan pada tingkat perguruan tinggi saja di mana mahasiswa telah memahami arti pentingnya ilmu pengetahuan dalam kehidupan mereka. Sebagai gantinya, gunakan acara perpisahan atau kelulusan bagi anak-anak jenjang pendidikan dasar hingga menengah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H