Mohon tunggu...
Faby Uran
Faby Uran Mohon Tunggu... Petani -

aku anak Petani, rindu kembali menjadi Petani, membangun kampung halaman.\r\nDengan menulis, kubingkai potret kehidupan berpanorama sudut waktu antara garis pantai dan bukit ladang, kudendangkan sekuat deburan ombak, mewartakan kearifan Lokal yang harus dilindungi, kuletakan jiwaku di belantara pencaharian ini untuk generasi selanjutnya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ahok, Balada Penyaliban Kedua

28 Mei 2017   11:27 Diperbarui: 28 Mei 2017   11:50 1377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berita Kejaksaan melanjutkan proses banding meskipun Ahok telah menarik kembali pengajuan bandingnya, sepertinya sebuah berita tentang Balada Penyaliban yang kedua. Masa Paskah telah lewat. Refleksi Terang Paskah adalah refleksi kesetiaan memikul salib, refleksi kesetiaan pada janji babtis, janji yang terwujud dalam totalitas, kesetiaan pada kebenaran, yang terwujud dalam totalitas pelayanan bagi warga-umat manusia tanpa ada sekat pemisah.

Kesetiaan Ahok pada Kebenaran telah mendorong sekian banyak pilatus di negeri ini untuk mendesak hakim memutuskan " Salah Bagi Ahok".  Suara-suara yang dulunya sangat kuat "ahok dipenjarakan" karena kasus Rs Sumber Waras kini perlahan berbalik. Ia Tuhan telah dan sedang mempermalukan mereka dengan kejadian KPK tangkap tangan auditor BPK.

Komitmen Kejaksaan untuk melanjutkan Kasus Ahok ke tingkat Pengadilan Tinggi sepertinya merupakan bentuk pertobatan kejaksaan karena telah bertindak seperti Pilatus yang telah menggadaikan kebenaran dengan "ketakutan pada demo FPI dan barisan fundamental lainnya". Mungkin pertobatan ini adalah kata-kata munafik. Terlepas dari "kemunafikan" Kejaksaan, penulis melihat ini sebagai cara Tuhan. Melalui sarana kesalahan Manusia, Tuhan mengubah kesalahan menjadi sebuah upaya pembebasan dari rasa takut atas tekanan politik, tekanan massa. Tuhan mengubah rasa ikhlas Ahok menerima keputusan yang tidak adil ini demi ketenangan bangsa menjadi buah sukcacita. 

Tetapi jika Hakim yang akan memutuskan kasus naik banding ini takut dengan tekanan dari  FPI, GNPF, Gerakan Radikalisme lainnya lagi maka Ahok siap untuk memikul salib kedua. Ahok siap menjalani Balada Penyaliban kedua, didemo oleh pasukan berkain sorban, pasukan-pasukan yang rata-rata menutupi wajah takut dikenal. 

Dalam doa dan iman dari segenap anak bangsa, dari berbagai latar agama, suku bangsa, dari masyarakat yang rindu dengan suarah kebenaran, Salib Ahok adalah salib bersama. Memikul salib bersama adalah cara kita mengatakan bahwa Ia Tuhan tetap setia menolong orang-orang benar. Tanda-tanda Tuhan mempermalukan mereka yang menikmati hiruk pikuk Ahok demi kemenangan politik sedang merasakan air mata duka, mereka yang berkoar-koar Ahok salah telah ditelanjangi karena suap. Riski Sihab yang berkoar-koar tentang Ahok sedang menunjukkan ketakutan dengan lari dari kasus hukumnya. Mari kita tungguh dan lihat cara Tuhan mempermalukan mereka yang benci dengan kebenaran, mereka yang suka dengan radikalimse yang mau mengganti Pancasila dengan Khalifah.

Balada Penyaliban kedua, mau tidak mau harus siap dipikul ahok dan seluruh pendukung Ahok. Jangan Takut karena pembela Kita dalah Tuhan Sang kasih bukan Tuhan yang disembah oleh orang-orang yang mengklaim orang lain Kafir. 

foto ini penulis persembahkan untuk Ahok. tetap tegar seperti batu karang menghadapi badai. Teguh dalam Iman, doa dan Kebenaran

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun