Kegagapan dalam mengkomunikasikan kebijakan dan dalam merekam harapan-harapan masyarakat, dalam membahasakan kata-kata rakyat yang terbatas akan sangat berpengaruh pada cara mengelolal program dan kebijakan. Dan hasil yang dicapai pun akan rawan dengan “ manipulatif. ”. Diharapakan kehadiran para kader pendamping desa harus mampu memainkan peran sebagai Public Relations ( PR) yakni sebagai fasilitator dan jembatan komunikasi.
Pengelolaan dana desa bukan hanya pada sekian besar penyerapan anggaran dana desa tetapi pada cara dan seni membangun design program, bersama mengelolala dana dan program tanpa dana, bersama mengawal, bersama merayakan keberhasilan dalam semangat kekeluargaan. Semuanya dapat terlaksana ketika ruang komunikasi dialogis, solidaritas, partispatoris menjadi sebuah seni keterpanggilan untuk saling melayani menjadi “ penatalayan”.
Uran, Fabianus Boli
www.petaniilebura.blogspot.com
Pemerhati masalah sosial budaya, pendidikan. Tinggal di Lewotobi Desa Birawan- Larantuka.
[caption caption="Desa Berkerasi dalam Pembangunan yang Terintegrasi"]
Dari Kiri ke kanan : Bapak Silvester, Moderator ( Kepala BP3K), Yosef A. Hurint ( Disprindag), RM Marsel Lamuri, Pastor Paroki St. Yosep Lewotobi, Karolus Tukan ( Dinas PPO), Yordanus Hugu Daton (BPMPD), Asri Lukman ( Badan Ketahan Pangan dan Penyuluhan)
Sumber Foto : Uran Oncu /caption]