Mohon tunggu...
Muhammad Syauqy Nailul Author
Muhammad Syauqy Nailul Author Mohon Tunggu... -

I make jokes when I'm uncomfortable and I like using humor as a defense mechanism. -Cerdas Ceria-

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Berjuang dengan #Hashtag

19 Januari 2016   11:13 Diperbarui: 19 Januari 2016   11:56 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1.      Francis. Really?
2.      It is only profile picture, for God sake.
3.      Orang-orang yang memposting foto ini ada yang menggunakan bendera Palestina sebagai profpic-nya. Bukankah hal itu juga berlaku untuk anda, wahai akhi?

Saya pribadi, memiliki dua sisi pendapat terhadap masalah ini.

Pertama, itu cuma, sekali lagi, CUMA profile picture gitu. Kenapa sih harus diperdebatkan? Profile picture yang diganti punya lo juga bukan, itu profpic dia sendiri, profile dia sendiri yang dia register dengan email dia sendiri, kenapa lo yang sibuk?

Kedua, apakah mengganti profpic dengan sebuah bendera akan mengobati perasaan takut dan terluka korban disana?
Apa kalian berharap sang korban pemboman di rumah sakit membuka Facebook dan berkata "Wah, lihat, ada 1 juta orang yang profpic-nya diganti bendera negara kita lho”, kita jadi merasa lebih baik setelah melihat profpic ini".

Kenapa sih kalian ini sukanya membanding-bandingkan? Prancis kek, Indonesia kek, Suriah, Arab Saudi, Yaman, Iran, jika ada kabar duka ya dibantu, bukan dibanding-bandingkan. Kalian ingin merasa dikasihani atau gimana sih?

Saat tragedi crane di Arab Saudi ada golongan orang yang membangga-banggakan cepatnya tindakan penanganan disana oleh pemerintah Arab, sedangkan saat ada tragedi bom di Indonesia, negara kita sendiri, kalian malah mengolok-olok presiden kita sendiri dan mengatakan ini adalah pencitraan. Gila.

Huft. Huft. Tarik napas dulu.

Baiklah, ada lagi seorang public figure yang mungkin maksudnya baik, tapi entah mengapa menurut saya pribadi, caranya dapat dibilang sangat-sangat buruk. There are 2 kinds of people in this world, ada yang dapat menanggapi dengan serius, dan ada yang menanggapi dengan berusaha sok asik. Sang public figure ini tampaknya termasuk golongan yang kedua, bahkan terlampau sok asik.

Beberapa saat setelah terjadi ledakan bom. Alih-alih mendo’akan (Ya, dimohon jangan do'a di Facebook, do'a setelah sholat sendirian akan jauh lebih baik) para korban ataupun membantu menggalang donasi dengan kapasitasnya sebagai public figure, dengan hebatnya dia menulis twit :

 

Jangan gunakan momen ini untuk nanya kabar ke mantan. #TetapTenang #TetapMoveon

Gilanya, sampai tulisan ini ditulis, ada 780 retweet dan 111 love dari para rakyat Indonesia. Seriously, guys?
Alih-alih mencoba membantu meringankan beban korban, hal ini dijadikan bercandaan dengan gaya masa kini, supaya agar jangan gunakan momen ini untuk nanya kabar ke mantan? Tragedi pemboman = "momen ini"? Tak salah acara televisi di Indonesia rusak, karene memang mungkin otak sebagian penontonnya rusak, ga punya hati. Bayangkan, perasaan keluarga korban? Saya aja yang bahkan ga kenal korban sama sekali merasa kesel, pake bingit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun