Bullying adalah tindakan yang sering dianggap sepele oleh sebagian orang, namun jika kita melihat kenyataan yang ada banyak sekali kasus bullying terjadi pada anak anak hingga orang dewasa. Tentu saja dampak bullying bisa sangat besar terutama bagi korban. Tak hanya menyebabkan cedera fisik, bullying dapat menimbulkan trauma psikologis yang membekasm serta dapat bertahan lama setelah kejadian itu berlalu. Perawat, sebagai garda terdepan dalam dunia kesehatan, memegang peranan penting dalam memberikan dukungan emosional dan psikologis kepada korban bullying. Peran perawat dalam hal ini melibatkan komunikasi terapeutik yang bertujuan untuk membantu pasien mengatasi trauma emosional dan mempercepat pemulihan mereka.
Kode Etik pelayanan kesehatan pada profesi perawat dapat merujuk pada Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan serta Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 17 Tahun 2019 perawat memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan yang holistik, berfokus pada kebutuhan pasien, dan menjaga keseimbangan hubungan antara pasien, keluarga, serta masyarakat.
Keperawatan Emosional untuk Korban Bullying
Korban bullying sering kali mengalami gangguan psikologis, seperti kecemasan, depresi, dan rendahnya rasa percaya diri. Tidak jarang mereka merasa terisolasi dan cemas saat berinteraksi dengan orang yang ada disekitarnya bahkan keluarga. Keperawatan emosional di sini sangat penting, karena fokusnya bukan hanya pada perawatan medis fisik, tetapi juga pada perawatan psikologis yang membantu pasien mengatasi luka batin akibat bullying. Perawat yang terlatih dalam komunikasi terapeutik mampu menciptakan lingkungan yang aman bagi pasien untuk berbicara dan mengekspresikan perasaan mereka, yang pada gilirannya akan mempercepat proses pemulihan.
Perawat juga memiliki tanggung jawab untuk membantu pasien mengenali dan mengelola perasaan mereka, serta mendukung mereka dalam mengubah pola pikir yang mungkin terpengaruh oleh peristiwa negatif di masa lalu. Dengan pendekatan yang empatik dan penuh perhatian, perawat dapat membantu pasien mengatasi trauma dan memperbaiki kesejahteraan emosional mereka. Perlu adanya peran keluarga dalam pendampingan pasien untuk memberikan rasa aman dan keberpihakan keluarga dalam periode pengobatan
Komunikasi Terapeutik: Kunci Penyembuhan Trauma
Komunikasi terapeutik adalah salah satu pendekatan yang digunakan perawat untuk memberikan dukungan emosional kepada pasien. Melalui komunikasi yang penuh empati dan pengertian, perawat dapat membantu pasien mengungkapkan perasaan mereka dan memberi mereka rasa aman dalam proses penyembuhan. Pendekatan ini tidak hanya melibatkan kata-kata, tetapi juga mendengarkan dengan penuh perhatian, memahami perasaan pasien, dan memberikan dukungan yang dibutuhkan.
Perawat perlu mengedepankan keterampilan mendengarkan yang baik dan memberi respon yang sesuai dengan kondisi emosional pasien. Dalam beberapa kasus, korban bullying merasa kesulitan untuk berbicara tentang pengalaman mereka karena takut tidak dipahami atau bahkan disalahkan. Oleh karena itu, menciptakan ruang yang aman dan penuh empati bagi pasien sangat penting. Dukungan ini akan membantu korban bullying merasa dihargai dan dimengerti, yang merupakan langkah awal dalam proses penyembuhan mereka.
Kolaborasi Tim Kesehatan dalam Pemulihan Psikologis